Senin, 04 Mei 2020
Peristiwa Gembira 2. Maria Mengunjungi Elisabet, Saudaranya (Luk, 1:42-43).
Seperti biasanya, kita pasti akan saling mengunjungi satu sama lain. Sebagai masyarakat yang berjiwa sosial, saling mengunjungi adalah hal yang tidak lazim.Â
Kebiasaan itu merupakan ciri dan karakter yang tak bisa dihambat. Setiap kali ada acara, atau ada kegiatan apa saja, semangat kekeluargaan itu selalu muncul.Â
Kunjung-mengunjungi merupakan kekhasan kita. walau hanya sekadar membuang senyum, atau saling menanyakan kabar, atau mungkin hanya untuk melihat keadaan orang lain, sikap mengunjungi akan terus dilakukan.
Ibu Tuhan sendiri datang dan mengunjungi Saudaranya Elisabeth. Kunjungan Maria adalah untuk berbagi sukacita yang ia peroleh, di mana ia mendapat karunia istimewa, dipilih Allah untuk mengandung Yesus, Putera-Nya. Sungguh, tak bisa kita bayangkan, bagaimana perasaan hati Maria ketika dipilih secara khusus oleh Allah.Â
Sukacita itu bertambah karena dalam kandungannya itu, bersemayam Putera Allah yang mulia. Karena itu, tubuh Maria pun dimuliakan dan dikuduskan. Sebab tidak mungkin Putra Allah yang kudus bersemanyam dalam tubuh yang tidak kudus. Maria adalah perempuan Suci. Karena kesuciannya itu, Yesus dapat tinggal di dalam rahimnya.
Dalam suasana penuh sukacita itu, Elisabeth saudaranya pun mendapat rahmat dan berkat yang istimewa. Dalam usia tuanya, ia pun mengandung Sang Nabi terakhir, yang mempersiapkan jalan bagi datang-Nya Mesias. Dalam rahimnya, hiduplah janin pewarta kabar kedatangan Tuhan.Â
Yohanes Pembaptis, dialah yang akan membaptis orang-orang zaman itu, agar bertobat. Baptisannya dengan air, tetapi yang akan membaptis dengan Roh Kudus akan datang. Yohanes sungguh menunjukkan kerendahan dirinya di hadapan Tuhan, Mesias terjanji yang sudah dinubuatkan oleh para nabi terdahulu.
Pertemuan dalan kunjungan Maria dan Elisabeth, sebenarnya juga merupakan pertemuan antara Yesus dan Yohanes. Secara biologis, keduanya merupakan 'saudara sepupu'.Â
Namun, kalau dilihat dari kaca mata teologi iman, maka pertemuan antara Maria dan Elisabet adalah pertemuan Tuhan dan Manusia. Allah sudah dekat. Ia menjadi manusia untuk menyelamatkan kita.Â
Adanya pertemuan itu, menjadikan anak dalam rahim Elisabeth (Yohanes) sampai melonjak kegirangan. Kegirangan itu karena Yohanes sudah tahu, bahwa saudara sepupunya adalah Tuhan. Yohanes tahu bahwa ia harus mempersiapkan jalan bagi-Nya. Itulah sebabnya ia kemudian membaptis semua pengikutnya, dan terakhir dia pun harus membaptis Yesus Sang Mesias yang juga adalah Tuhan.
Sungguh sangat mulia kisah itu. Kunjungan Maria bisa juga dilihat sebagai rasa solider yang tinggi dari Maria. Kegembiraan yang ia peroleh, tidak ia simpan sendiri untuk dirinya, melainkan, ia pergi dan memberitahukan kabar itu kepada Elisabeth.Â
Di sini, terlihat betapa Maria ingin berbagi sukacita yang ia peroleh. Sikap berbagi yang Maria tampilkan, patut dicontoh oleh kita semua. Apalagi dalam situasi sulit mewabahnya Covid-19, bersolider dan berbagi dengan orang lain yang terdampak virus ini perlu kita tingkatkan.Â
Berbagi apa saja yang kita punya akan menjadikan orang lain bahagia. Terlebih, jika kita berbagi sukacita dengan saling mengunjungi, saling bercerita dan saling menguatkan, saya yakin, kita akan mampu melewati semua situasi sulit ini. Salve!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H