Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Potensi "Fear of Missing Out" di Masa Pandemi

3 Mei 2020   18:10 Diperbarui: 3 Mei 2020   18:08 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena FoMO - Sumber: Clearvoice.com

Bahaya lain adalah kita akan menjadi sangat fokus pada diri kita sendiri, lupa pada aktivitas lain, dan tidak peduli pada orang disekitar, karena energi kita terserap oleh karena aktivitas mengakses medsos secara 'berlebih'. Bahkan muncul sensasi kesenangan secara virtual (maya) dari adanya keterikatan yang kuat mengakses mensos dalam waktu yang lama.

Memang, media sosial memberikan kesempatan pada kita untuk bisa mengeksplor dan mensosialiasasikan segala aktivitas kita pada orang lain, dengan maksud agar orang lain dapat mengetahui apa yang terjadi dalam hidup kita. Dan ketika ada orang lain yang berkomentar pada status yang kita buat, maka hal itu akan membuat kita merasa diperhatikan. Dan bagi saya, perhatian itu merupakan bentuk penghargaan diri yang kita terima dari orang lain.

Hanya saja, semoga kita tidak terlalu sibuk mengakses internet (medsos) sampai lupa aktivitas utama kita yang sebenarnya di dunia nyata. Semisal, kendati hanya sekadar searching pada internet, di saat bangun tidur, makan, sebelum tidur bahkan saat berkendara, melalui gadget ataupun laptop, maka sudah pasti pekerjaan lain akan terbengkalai. 

Sadar atau tidak, kalau dikalkulasi dengan teliti, maka aktivitas menggunakan internet, khususnya medsos untuk situasi sekarang, sungguh sangat besar. Banyak waktu yang terbuang sia-sia oleh karena aktivitas di dunia maya yang sangat tinggi. Sadar atau tidak, saya rasa kita semua bisa menilai diri kita sendiri.

Patut diakui bahwa hasil yang muncul ketika kita sudah/sedang mengalami fear of missing out (FoMO) adalah keterikatan kita terhadap internet (akses medsos) yang berlebihan. Inilah yang membuat kita kemudian akan sangat sering mengakses internet di manapun dan kapanpun. Keseringan itu kemudian membuat kita akan sering mengkomunikasikan diri kita (membuka diri) pada sahabat di dunia maya (online), supaya terlihat eksis, dan tidak ketinggalan atau seolah-olah sudah dan sedang mengalami suatu peristiwa atual ataupun yang lagi viral.

Sekali lagi, saya tidak bermaksud menyalahkan media sosial. Saya tidak mengatakan kalau internet itu kurang baik. Akan tetapi, saya hanya ingin agar kita jangan sampai terjerumus ke dalam situasi FoMO. Mungkin saat ini, kita merasa biasa-biasa saja, bahkan menganggap kalau kebiasaan mengakses medsos masih dalam taraf yang wajar. 

Tetapi, potensi untuk mengalami FoMO dalam situasi sulit saat ini sangat besar. Maka dari itu, kontrolah perilaku mengakses internet secara benar. Pergunakanlah media sosial seperlunya saja, misal, sekedar say hallo pada teman-teman dan keluarga, untuk saling mendukung dan menyemangati. Setelah itu, perbanyaklah waktu untuk berkreasi di dunia nyata dengan aktivitas yang lebih besar, dan persedikitlah interaksi virtual agar tidak kecanduan. Benar bahwa ber-media sosial di dunia virtual pada masa krisis ini memang dibutuhkan. Tetapi, kita harus ingat, jangan terlalu berlebihan agar FoMO tidak menjangkiti perilaku dan aktivitas keseharian kita.

Sumber Ide:

Hamburger, Y.A., & Ben-Artzi, E. (2000). The Relationship Between Extraversion and Neuroticism and The Different Uses of The Internet. Journal Computers in Human Behavior Vol.16, No.4, p.441-449

Przybylski, A.K, Murayama, K., DeHaan, C.R., dan Gladwell, V. (2013). Motivational, Emotional, And Behavioral Correlates Of Fear Of Missing Out. Journal Computers In Human Behavior. Volume 29, No.4, p.1841-1848

Raacke, John., Jennifer, Bonds-Raacke (2008). MySpace and Facebook: Applying the Uses and Gratifications Theory to Exploring Friend-Networking Sites. Journal Cyber Psychology & Behavior, Vol. 11, No. 2, p.423-446

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun