Bagaimana mungkin Tuhan sebagai 'Sang Maha-' menciptakan dunia yang di dalamnya terdapat banyak kejahatan dan penderitaan? Apakah demikian adanya?
Oleh karena itu, gambaran mengenai Tuhan semestinya menggunakan cara berpikir yang tidak kaku. Meminjam pemikiran Alfred North Whitehead (1861-1947) dalam filsafat 'proses'-nya, dapat kita lihat bahwa Tuhan sebagai salah satu entitas aktual disamping entitas aktual lainnya, memiliki kekuasaan otonom untuk melakukan apa saja sekehendakNya. Whitehead tidak menyangkal posisi Tuhan sebagai pencipta, namun Tuhan dikenal sebagai pencipta yang diposisikan sebagai sumber awal, dan bukan sebagai penguasa absolut dalam mengadakan sesuatu dari ketiadaan (creatio ex nihilo).
Namun Sedikit catatan kritis untuk pemikiran Whitehead, yang pada satu sisi mengakui Tuhan sebagai pencipta entitas aktual lainnya, namun pada sisi yang lain memberikan keterbatasan kuasa dari Tuhan sebagai pencipta; kelihatan bahwa seakan-akan Tuhan hanya punya kuasa untuk menciptakan, selanjutnya ciptaanNya punya kebebasan untuk melakukan apa saja sebagai satu entitas aktual.Â
Karena itu, supaya semuanya menjadi clear, saya sependapat dengan perkataan Romo Magnis, dalam bukunya "Menalar Tuhan", bahwa adanya kejahatan dan penderitaan manusia merupakan hal yang tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh filsafat.Â
Manusia tidak mungkin memahami sepenuhnya kemahakuasaan Tuhan. Begitu pula adanya penderitaan yang terlihat seperti 'diijinkan' oleh Tuhan, manusia tidak dapat mengerti arti sebenarnya. Di sini manusia hanya sampai pada batas kemungkinan untuk memahami maksud Sang Maha-.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H