Mohon tunggu...
Dika Pratama
Dika Pratama Mohon Tunggu... Akuntan - Motivasi Menulis

Aku yang ingin belajar menulis ...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Trip Kawasan Konservasi Ujung Kulon ternyata ...

10 April 2020   01:24 Diperbarui: 10 April 2020   01:21 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Basecamp tersebut menyediakan fasilitas tikar, listrik dan kamar mandi yang bisa digunakan, yang terpenting pada saat itu memang listrik dan tentunya disini tempat semua perbekalan dan perlengkapan dibawa ke perahu.

Sarapan kami di perahu menuju pulau Peucang
Sarapan kami di perahu menuju pulau Peucang

***

Menjelang pagi, kami mempersiapkan diri untuk melakukan perjalan laut dengan perahu yang sudah disediakan, kami pun diarahkan ke pantai dengan melewati kawasan rumah warga di daerah tersebut, tak hanya rumah warga tentunya dipagi hari kami pun dapat melihat aktivitas yang jarang sekali kami saksikan yaitu aktivitas pasar ikan dan para nelayan yang mayoritas warga sekitar asli dan warga luar daerah yang memutuskan menetap di daerah tersebut.

Perahu yang disediakan yaitu ada dua jenis yaitu perahu induk dan perahu kecil seperti sampan ukurannya lebih besar, dengan fungsi untuk mengantarkan kami dari tepian pantai ke perahu induk. Kenapa demikian karena perahu induk tentu tidak bisa menepi di area pantai, jadi perahu itulah yang digunakan untuk mengantarkan kami ke perahu induk dengan dibagi dua kloter dengan satu keloter bisa mengangkut kurang lebih sepuluh orang. 

Memandang daerah Sumur
Memandang daerah Sumur

Pertama melihat perahu induk kami merasa tidak percaya perahu ini aman untuk kami gunakan, perahu tersebut berbahan kayu yang dibuat sedemikian rupa tapi terlihat sangat kokoh tentunya dan mampu menembus ganas nya ombak perairan tersebut. perahu tersebut dikendarai oleh dua awak kapal yang masing-masing bertugas, satu menjadi nahoda dan satu untuk mengawasi keaadaan luar dan menurunkan jangkar, dua awak kapal itu terlihat sudah berumur dan berpengalaman, kepercayaan kami pun meningkat dan siap untuk melanjutkan perjalanan.

Perjalan laut pun dimulai, semikin jauh semakin terasa aroma khas laut, deburan ombak yang menerjang-nerjang ditambah langit mendung menghiasi perjalan kami dengan gembira dan kecemasan sebenarnya melimuti perjalanan ini.

Melewati kawasan laut yang dihimpit oleh dua daratan yaitu Taman Nasional Ujung Kulon dan Pulau Panaitan kita mulai disuguhi dengan sinar matahari yang mulai memanjakan mata kami ditambah gelombang ombak yang sudah mulai reda dari sini lah mulai kami bisa menikmati keindahan alam sebenarnya. Bekas hempasan ombak yang meruntuhkan tumbuhan dan pohon disekitar yang alami menjadikannya seperti lukisan alam yang terbentuk alami sehingga bisa dinikmati oleh wisatawan.

Pohon yang tersisa dari terjangan ombak
Pohon yang tersisa dari terjangan ombak

Ombak tinggi menerjang pepohonan sekitar perjalan mendekai pulau Peucang
Ombak tinggi menerjang pepohonan sekitar perjalan mendekai pulau Peucang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun