Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Arunika Swastamita - 2

6 Oktober 2024   23:26 Diperbarui: 7 Oktober 2024   02:40 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dibbsastra 

"Gema Cinta Swastamita"

Di batas senja, kala matahari bersandar  
Ada Swastamita, mengukir kisah di langit jingga  
Cintanya berdesir, seperti angin lembut di pucuk malam  
Menggema dalam setiap lekuk hati, tak pernah hilang.

Cinta itu lahir di pagi kelabu  
Ketika embun menari di atas dedaunan basah  
Di dalam sunyi, suara hati Swastamita menggema  
Menjaga jiwanya, yang tak bisa lagi berlari dari cinta.

Dia, yang selalu menatap cakrawala  
Menemukan cintanya di sana, di ufuk tak terhingga  
Bagai cahaya pertama fajar, yang tak pernah gagal datang  
Swastamita mencintai dengan segenap jiwa, tak terbagi, tak tersisa.

Setiap langkahnya melukis jejak kenangan  
Meski bayang cinta tak lagi bersua  
Gema itu terus ada, menyusup di setiap sudut ruang  
Tak terpisahkan dari raganya, tak terhapus oleh waktu.

Cinta Swastamita tak mengenal akhir  
Ia terus berputar, bagai pusaran angin tak terhingga  
Mengisi relung-relung sepi yang pernah kosong  
Dan dalam keheningan, ia tetap mendengar gema cinta yang sama.

Di ujung malam, saat bintang-bintang mulai pudar  
Cinta itu tetap hidup, menyala dalam jiwa Swastamita  
Menemani tiap nafas, tiap detik yang berlalu  
Menggema dalam hati, abadi tanpa jeda.

"Sinar Cinta Abadi"

Di awal fajar, mereka bertemu,  
Di bawah langit yang masih malu,  
Cinta tumbuh seperti embun di pagi,  
Diam-diam, namun tak terbendung lagi.  

Hari demi hari, rintangan datang,  
Seperti badai menggoncang hati yang tenang,  
Namun di tengah gelapnya malam,  
Sinar cinta mereka tetap terang.

Berjalan dalam duka dan nestapa,  
Di bawah hujan, di antara senja,  
Namun cinta mereka tak pernah lelah,  
Seperti matahari yang tak pernah menyerah.

Meski jarak memisah mereka jauh,  
Dan waktu terasa begitu rapuh,  
Sinar cinta mereka abadi menyala,  
Tak padam, meski badai datang menggila.

Cinta mereka adalah cahaya,  
Yang takkan pernah hilang selamanya,  
Terus berpijar dalam hati yang setia,  
Menjadi saksi cinta yang tak pernah sia-sia.  

Dan meski waktu menua,  
Cinta mereka tetap muda,  
Sinar abadi yang takkan pernah surut,  
Menyinari jalan mereka sampai akhir waktu.  

"Dalam Pelukan Arunika"
 

Saat fajar menyingsing di langit kelabu,  
Swastamita berdiri, merangkul bisu,  
Kala cahaya lembut Arunika menjalar,  
Menghangatkan hati yang lama terhampar.  
 
Dia mendekapku, pelukan sunyi,  
Tanpa kata, tanpa janji,  
Namun di sana, kurasakan teduh,  
Rasa aman yang menentramkan kalbu.  
 
Dalam rengkuhannya, segala kelam luruh,  
Tak ada beban yang perlu kurengkuh,  
Di setiap sentuhan, kulihat cahaya,  
Menghapus luka yang lama tersisa.  
 
Arunika, engkau bukan sekadar mentari,  
Kau pengobat sepi, pelipur lara hati,  
Bersamamu, aku tak perlu berkata,  
Sebab kehadiranmu adalah jawabannya.  
 
Swastamita menemukan damai,  
Dalam pelukanmu, di bawah langit nan ramai,  
Arunika, kau adalah penjaga mimpi,  
Tempatku bersandar, dalam hidup yang sunyi.

Cilacap, September 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun