Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Jejak di Hutan Belantara - Part 2

26 Agustus 2024   15:15 Diperbarui: 26 Agustus 2024   15:40 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petualangan di Dalam Hutan

Malam itu, Asha tidur dengan gelisah, dikelilingi oleh suara hutan yang penuh misteri. Dia terbangun beberapa kali karena suara-suara aneh yang berasal dari kegelapan. Namun, dia tahu bahwa dia tidak bisa mundur. Menyadari pentingnya misinya, Asha memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya segera setelah matahari terbit.

Saat fajar menyingsing, hutan mulai bangkit dari tidur malamnya. Cahaya pagi yang lembut menerobos pepohonan, menciptakan pola-pola cahaya yang indah di tanah. Asha memeriksa bekalnya, memastikan bahwa dia memiliki cukup makanan dan air sebelum melanjutkan perjalanan. Dia merasa lebih siap dan bersemangat untuk menghadapi tantangan hari ini.

Jalur setapak yang dia ikuti semalam semakin samar, tetapi Asha terus mengikuti aliran sungai, yang tampaknya memberikan petunjuk arah. Sungai kecil ini mengalir dengan lembut, membawa suara menenangkan yang membuat Asha merasa sedikit lebih tenang. Di sepanjang tepi sungai, dia melihat berbagai tanaman dan bunga yang tidak dikenalnya. Beberapa dari bunga itu memiliki warna yang sangat cerah, seperti ungu, biru, dan merah, serta aroma harum yang memikat.

Sementara itu, Asha merasa seolah ada sesuatu yang memandangnya dari jauh. Kadang-kadang, dia menangkap sekilas gerakan di antara dedaunan, tetapi ketika dia mendekat, tidak ada apa-apa. Perasaan itu mulai membebani pikirannya, tetapi dia berusaha keras untuk tetap fokus pada tujuannya.

Saat siang mulai menghangatkan udara, Asha menemukan sebuah area terbuka di dalam hutan. Di tengah area ini terdapat sebuah batu besar dengan ukiran kuno yang terlihat seperti peta. Asha mendekati batu itu dengan hati-hati, mencoba mengartikan simbol-simbol yang terukir di permukaannya. Beberapa simbol tampak familiar, seperti gambar pohon dan air, sedangkan yang lainnya tampak seperti gambar bintang dan bulan.

Dia mencatat beberapa simbol tersebut di buku catatannya, berusaha menghubungkannya dengan petunjuk yang dia temukan sebelumnya. Asha menyadari bahwa mungkin peta ini adalah petunjuk menuju tempat yang lebih dalam di hutan. Dengan penuh rasa ingin tahu dan tekad, dia memutuskan untuk mengikuti arah yang ditunjukkan oleh peta tersebut.

Perjalanan Asha semakin menantang saat dia memasuki area hutan yang lebih lebat. Pohon-pohon menjadi semakin tinggi dan rapat, dan cahaya matahari sulit menembus daun-daun yang tebal. Udara menjadi lembab dan dingin, dan Asha merasa kesulitan untuk bergerak cepat. Dia harus berhati-hati agar tidak tersesat atau terjatuh di antara akar-akar pohon yang menjalar di tanah.

Ketika Asha mulai merasa lelah, dia mendengar suara aliran air yang berbeda dari sebelumnya. Dia mengikuti suara itu dan menemukan sebuah air terjun kecil yang menakjubkan. Air terjun ini mengalir dari sebuah tebing tinggi dan jatuh ke kolam yang bersih dan jernih. Asha merasa heran melihat keindahan tempat ini dan merasa seolah dia telah menemukan tempat yang istimewa.

Dia memutuskan untuk beristirahat sejenak di tepi kolam, sambil merenungkan apa yang telah dia temui. Saat dia duduk di tepi kolam, dia melihat sesuatu yang bersinar di dasar kolam. Dengan hati-hati, Asha mengambil sebuah batu kecil yang bersinar dengan cahaya lembut. Batu ini tampak mirip dengan biji yang diberikan oleh kakeknya. Dia memeriksa batu itu dengan cermat dan menemukan bahwa batu tersebut memiliki ukiran simbol yang sama dengan yang ada di batu sebelumnya.

Asha merasa bahwa ini adalah tanda bahwa dia berada di jalur yang benar. Dengan semangat baru, dia melanjutkan perjalanan menyusuri tepi kolam. Di sepanjang perjalanan, dia melihat berbagai makhluk magis seperti burung-burung berwarna cerah dan kupu-kupu yang berkilauan. Semua ini menambah keajaiban dan misteri perjalanan yang sedang dia jalani.

Ketika matahari mulai merendah di cakrawala, Asha menemukan sebuah tempat yang tampaknya seperti altar alami. Tempat ini dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi dengan akar-akarnya yang menjuntai, menciptakan suasana yang seolah-olah waktu berhenti. Di tengah tempat itu, terdapat sebuah kolam berair biru yang bersinar lembut. Air kolam tampak sangat jernih, memantulkan warna-warni langit yang semakin gelap.

Asha merasa bahwa dia telah mencapai titik penting dalam perjalanannya. Dia melangkah dengan hati-hati menuju kolam dan merasakan kedamaian yang mengelilinginya. Namun, dia juga merasakan kehadiran yang kuat di sekitar tempat itu, seolah ada sesuatu yang menunggunya untuk tiba.

Saat Asha berdiri di tepi kolam, air kolam mulai berkilauan dengan warna-warna cerah. Tanpa diduga, muncul seorang wanita tua dengan rambut panjang berkilau dari dalam air. Wanita itu tampak seperti makhluk magis yang berasal dari legenda-legenda hutan. Dengan lembut, wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai Penjaga Hutan.

Penjaga Hutan menyapa Asha dengan suara lembut dan penuh wibawa. Dia menjelaskan bahwa hutan telah menguji Asha untuk memastikan bahwa niatnya murni dan hatinya tulus. Hanya mereka yang memiliki hati yang benar-benar murni yang dapat menemukan jalan menuju sumber kehidupan yang tersembunyi di dalam hutan.

Asha merasa campur aduk antara kekaguman dan kelegaan. Dia telah melewati banyak tantangan dan rintangan untuk sampai ke tempat ini. Dengan rasa syukur dan penuh harapan, dia mendengarkan kata-kata Penjaga Hutan yang memberikan harapan untuk desanya.

Penjaga Hutan memberi Asha sebuah biji yang bersinar dengan cahaya lembut. Biji ini tampak sangat istimewa dan penuh dengan energi. Wanita tua itu menjelaskan bahwa biji ini akan memberikan kehidupan baru kepada tanah yang kering di desanya dan membantu mereka memulihkan kesuburan tanah. Asha merasa sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Penjaga Hutan.

Dengan biji ajaib di tangannya, Asha memulai perjalanan kembali ke desanya. Dia merasa semangat dan harapan yang baru, mengetahui bahwa dia membawa sesuatu yang sangat berharga bagi desanya. Meskipun perjalanan pulang terasa panjang dan melelahkan, Asha merasa lebih bersemangat dan bertekad untuk menyelamatkan desanya dari kekeringan yang melanda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun