Mohon tunggu...
Diaz Radityo
Diaz Radityo Mohon Tunggu... Freelancer - Pendongeng keliling dan menulis

Seorang manusia biasa yang ingin bercerita dan berbagi energi positif.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita Sebuah Paket dan Api Kebahagiaan

28 Desember 2020   14:07 Diperbarui: 28 Desember 2020   14:22 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa jadi ide yang dilontarkan dari anak-anak adalah sebuah solusi bagi kehidupan yang kita alami. Siapa tahu?

Biarkan Api Kebahagiaan itu Membesar

Kami juga menyadari kemampuan finansial juga terbatas. Namun apakah ketika ingin berbagi kebahagiaan menunggu sampai kita mapan secara finansial? Kami rasa tidak! Berbagilah dengan apapun yang kamu miliki, jangan nanti-nanti.

Membincangkan api kebahagiaan ini mengingatkan saat kami harus mendongeng di sebuah yayasan penderita kanker. Memasuki tempat tersebut rasanya hati kami rontok. Bahkan untuk menatap pintu masuknya pun saya pribadi tak sanggup. Membawakan cerita sambil menahan sedih di dalam jiwa sangatlah berat. Berat sekali!

Awalnya kami pun biasa saja ketika memasuki ruangan yang dulunya difungskikan sebagai garasi tersebut. Hanya ada tumpukan buku dan tempelan poster. Sesaat kemudian datanglah teman-teman penyintas kanker menemui kami. Berbagai jenis kanker mereka idap.

Saya dan tim pun tak berani memandang mereka. Sedangkan mereka? Sangatlah luar biasa. Tak ada raut muka lelah walau sudah baru saja melakukan kemoterapi. Rasa ingin tahu mereka seperti roket SpaceX milik Elon Musk, membumbung tinggi ke langit, penuh pengharapan dan kebahagiaan.

Sebuah tamparan keras bertubi-tubi mendarat di wajah kami. Teman-teman penyintas kanker itu mengajarkan bahwa dalam keadaan apapun kita harus tetap bahagia dan tetap menjaganya seperti itu. Bukannya malah gentar seperti yang kami lakukan. Mereka menyodorkan kepada kami sebuah tantangan untuk berbagi kebahagiaan melalui dongeng.

Kebetulan waktu itu kami menyiapkan cerita Pohon Harapan, teman-teman kami ajak untuk menuliskan harapannya di sebuah pohon yang sudah kami siapkan. Teman-teman menuliskan berbagai harapannya, ada yang ingin jadi astronot, lalu ada yang ingin jadi dokter agar bisa menolong sesame penyintas.

Bahkan ada yang sangat ingin menjadi direktur BPJS Kesehatan. Astaga, merinding kami dibuatnya. Sungguh cita-cita yang sangat luar biasa dan mulia. Sakit yang mendera tidak menghentikan semangat mereka untuk berbagi kebahagiaan bagi sesama.

Apa yang kami lakukan mungkin sangat kecil tetapi senyum dan semangat dari anak-anak yang pernah kami sambangi sangatlah bermakna. Karena bagi kami, menyantuni bukan hanya sebatas materi. Masih ada dimensi yang lain dan sering terlupakan, yaitu non materi.

Melalui dongeng yang kami lakukan selama ini, harapan kami adalah membuat anak-anak di Indonesia semakin melek literasi. Mereka adalah individu-individu yang selama ini sering menjadi korban kebijakan berubah-ubah. Apakah tidak boleh ada sedikit saja senyum yang mengembang di wajah mereka? Membangun mimpi dan imajinasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun