Sepak bola yang dulunya dipandang sebagai permainan biasa menghilangkan stres para pemainnya dan mengisi kekosongan, kini dituntut untuk menghibur penonton melalui sistem permainan, suguhan tayangan, hingga menasbihkan diri sebagai komoditi dagang.
Sebagai buah pikir peradaban manusia yang semakin modern, sepak bola tak bisa diindahkan dari modernitas. Sama seperti pekerja pada umumnya, para pemain dituntut mengadopsi pola hidup masyarakat modern yang cepat, dinamis, dan multitasking.
Sekarang sudah banyak pemain yang mampu bermain di berbagai posisi berbeda di atas lapangan. Gaya permainan tiap individu juga berbeda yang membuat mereka jadi buruan tim papan atas dengan ide permainan spesifik dan Andre Onana adalah salah satu pemain itu.
Dia merupakan seorang penjaga gawang modern sekaligus salah satu sosok paling ekstrem saat ini. Onana tak hanya bermain sebagai kiper modern yang biasa disebut sweeper keeper, tapi menurut saya dia adalah libero keeper atau gelandang di bawah mistar, seperti judul pada artikel ini.
Penyebutan ini bisa dianggap berlebihan dari berbagai kalangan, tapi fakta permainannya tak bisa dibohongi. Dia merupakan kiper yang tak segan maju menutup pergerakan lawan dalam posisi satu lawan satu, tenang dalam melakukan dribel dan melewati lawan, membawa bola maju hingga garis tengah.
Onana terbiasa bermain mengambil risiko, kreatif, memiliki mentalitas juara, dan terpenting semua pergerakannya merupakan cerminan penjaga gawang masa kini. Pemain asal Kamerun ini musim lalu berhasil membawa Inter Milan melangkah jauh hingga final Liga Champions.
Pada pertandingan puncak, Inter menghadapi Manchaster City. Pada gim tersebut, Onana memainkan peran vital di garis belakang. Dia tak hanya piawai dalam mengatur distribusi bola dari bawah menuju lini depan, melewati gelandang City yang bermaterikan pemain hebat yang menjadi hambatan permainan Inter melalui lini tengah.
Tak sampai di sana, Onana juga menampilkan permainan yang tenang. Dia mampu beberapa kali mengelabuhi pemain City yang melakukan counter pres terhadap dirinya.
Pep yang kenyang pengalaman melatih terlihat menginstruksikan anak asuhnya untuk lebih banyak menunggu pemain Inter melepas umpan ke tengah maupun depan untuk mengambil bola kembali.