Ia bisa dipasang sebagai nomor 10 di MU menggantikan Bruno yang perlu diistirahatkan atau menggeser posisinya di sayap kanan maupun kiri permainan. Namun melihat komposisi yang ada, sepertinya ia akan ditempatkan sebagai gelandang nomor 8 menggantikan Eriksen yang musim lalu mengalami beberapa masalah kebugaran mengingat ia merupakan pemain versatile.
Segala kelebihan yang dimiliki Mount dapat diaplikasikan dalam pola permainan Ten Hag di MU, karena ia suka menggunakan pemain nomor 8 yang bisa membawa bola maupun mengumpan, kreatif, dan bugar selama 90 menit untuk memberi tekanan pada pemain lawan.
Ten Hag sering memasang Casemiro sendirian di lini tengah sebagai banteng pertama dalam menangkal serangan lawan, sedangkan pemain nomor 8, maju memberi tekanan pada lini belakang lawan. Tugas Bruno yang selama ini menjelajah sepertiga akhir serangan bisa lebih ringan dengan kehadiran pemuda 24 tahun tersebut.
Jangan lupakan pula kalau Mount merupakan pemain utama dalam eksekusi bola mati The Blues, hal ini jadi nilai tambah buat MU untuk menciptakan gol lewat situasi tersebut.
Melihat potensi besarnya pada umurnya yang sekarang, tak salah kalau MU sangat ingin memilikinya sejak lama. Apalagi sang pemain masih bisa berkembang, bahkan menjadi jendral lini tengah MU di masa mendatang mengingat Casemiro dan Eriksen sudah berkepala tiga.
Sekarang Mount perlu fokus pada adaptasinya di MU sambil menjaga mentalnya menghadapi keraguan penggemar Man United serta cacian fan The Blues yang menganggap dirinya sebagai penghianat agar penampilannya kembali ke top performa dan sesuai harapan manajemen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H