Apalagi Qatar menggelontorkan dana senilai 220 Miliar Dollar untuk membangun stadion baru, angka yang sangat banyak dibanding negara penyelenggara lainnya dalam kurun waktu 5 edisi kebelakang. Nilai yang sangat besar dan Infantino tahu bagaimana dunia ini bekerja.
Pengeluaran harus lebih kecil dari pemasukan. Makin banyak pihak yang mengganggu jalannya turnamen, maka pemasukan bisa tersendat. FIFA juga memberikan surat kepada 32 negara peserta untuk fokus kepada sepakbola.
Setidaknya kehadiran orang nomor satu di sepakbola dunia menjadi alarm kalau Piala Dunia ini aman dan bisa dinikmati oleh semua kalangan. Namun tidak bagi saya dan sebagian masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di sekitar lingkungan rumah saya.
Hingga tiba saatnya sebuah ajakan datang untuk membangkitkan kembali kebersamaan antar rekan. Sebuah ajakan nonton bareng Piala Dunia di kediaman rekan-rekan yang membeli paket nonton Piala Dunia.
Seperti yang diceritakan kakek saya sebelumnya. Nonton bersama, berbagi kehangaan dan kelakar ditemani makanan ringan, seadanya. Sebab hanya acara seperti ini yang tidak melanggar Undang-Undang yang telah dibeberkan dalam artikel ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H