Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

British Home Champions, Turnamen Sepakbola antar Negara Pertama

18 November 2022   23:47 Diperbarui: 19 November 2022   00:06 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iklan mengenai perhelatan sepakbola terakbar di Qatar terus berseliweran di lini masa. Semua orang mau tak mau, suka dan tidak, akan mengalihkan pandangannya ke sana, walaupun beberapa saat lalu rudal nyasar di Polandia sempat menyita pandangan dunia meski sesaat.

Persoalan bal balan nampak lebih asyik ketimbang urusan negara yang bikin kepala sakit, apalagi persoalan pelik masih membelit. Sepakbola menjadi solusi jitu untuk sejenak melupakan lelah dan mendistreksi fokus dari gejolak hidup.

Setelah melihat iklan tersebut, pikiran terhanyut tentang memori keberhasilan Prancis yang mampu mengangkat trofi Piala Dunia 2018 setelah mengandaskan perlawanan Kroasia. Setelahnya membayangkan Indonesia yang berada di podium juara.

Sebuah angan yang bukan tak mungkin terjadi, tapi pasti jadi penantian paling tabah dalam hidup. Lalu pikiran berlanjut mengenai asal usul piala dunia yang waktu itu terjadi pada 1930, ketika perang dan perbudakan masi berkecamuk.

Sesaat kemudian pertanyaan muncul, apakah piala dunia menjadi turnamen pertama yang mempertemukan negara negara? Mata tertuju pada lemari yang berisi buku, mencari beberapa diantaranya dengan tema sepakbola.

Beberapa informasi didapat, tapi belum lengkap. Jemari kembali mengambil peran, kali ini mencari sumber dari beberapa media internasional termasuk website musem sepakbola di Inggris, sebagai negara congkak yang mendeklarasikan diri sebagai asal muasal sepakbola modern.

Namun anggapan ini bisa saja benar karena banyak peraturan pertandingan pada masa lampau dan masih diakui sekarang datang dari negara tersebut, termasuk didalamnya turnamen sepakbola pertama yang mempertemukan negara.

Dialah turnamen bernama British Home Championship yang pertama kali digelar pada 1883. Turnamen ini mempertemukan negara Inggris Raya seperti Inggris, Irlandia, Skotlandia dan Wales.

Tak mengherankan kalau kompetisi sudah digelar pada dasawarsa tersebut karena iklim sepakbola di Inggris Raya telah berkembang. Peraturan tentang sepakbola telah terbentuk walaupun tiap negara memiliki aturannya sendiri dengan persetujuan asosiasi masing-masing.

Perwakilan empat negara tersebut akhirnya bertemu di Manchaster, Inggris pada Desember 1882 untuk membahas peraturan yang disepakati dalam permainan. Ide besar dari turnamen ini adalah mempertemukan keempat negara untuk melakukan pertandingan persahabatan tiap tahun.

Pertemuan keempatnya turut merambat kepada hal lainnya, yakni pembentukan Football Association Board (IFAB), sebuah dewan yang bertugas menentukan peraturan dalam sepakbola. Hingga hari ini organisasi tersebut masih menjalankan tugasnya.

Penyelenggaraan British Home Championship tak pernah memiliki waktu yang tetap. Sepakbola pada saat itu belum berada di tingkat profesional seperti sekarang, para pemainnya juga memiliki pekerjaan lain. Menjadi pemain bola hanya kerja sampingan kala itu.

www.12alessanderelli.com
www.12alessanderelli.com

Sering kali turnamen digelar menunggu ketersediaan pemain yang akan membela satu negara. Kadang gelaran ini dihelat pada akhir musim, setelah turnamen di negara peserta selesai.

Tiap tim akan bertemu satu sama lain, sehingga akan tercipta enam pertandingan secara keseluruhan. Namun perhitungan poin yang berlaku saat itu berbeda dari sekarang, pemenang akan mendapat dua poin, imbang satu angka, dan kalah tak mendapatkan apapun.

Tim yang paling banyak mengumpulkan poin akan menjadi juara. Sedangkan ada tim yang memiliki poin sama di tabel teratas, maka mereka akan keluar sebagai pemenang. Momen ini pernah terjadi pada edisi 1956, keempat tim mendapat poin sama dan mereka dinobatkan sebagai juara.

Pada edisi 1978/1979 sebuah kesepakatan diambil untuk mengurangi risiko terciptanya kejadian serupa. Ketika ada dua tim yang memiliki poin serupa, maka perhitungan akan ditambah dengan melihat selisih gol, jika belum cukup maka jumlah gol menjadi poin selanjutnya untuk menentukan pemenang.

Uniknya sejak turnamen ini dibuat, belum ada trofi yang diangkat oleh pemenang turnamen. Piala yang terbuat dari perak bergaya art deco dengan sosok bersayap di atas bola, baru diperkenalkan tahun 1935 untuk merayakan 25 tahun kekuasaan Raja Georger V.

Dalam penyelenggaraan turnamen ini ada momen yang menunjukkan kebanggan sekaligus kecongkakan yang ditunjukan oleh Skotlandia. Selama penyelenggaraanya, Skotlandia dan Inggris menjadi dua kekuatan terbesar.

Hingga British Home Championship diselenggarakan pada 1967. Kala itu Inggris baru saja memenangkan turnamen Piala Dunia setelah mengandaskan negara kuat, Jerman Barat di rumahnya sendiri.

Label sebagai jawara dunia tak menyurutkan semangat The Tri Lions memainkan turnamen informal ini. Saat itu Inggris dan Skotlandia bertemu di partai puncak untuk menentukan juara, hingga akhirnya negara yang disebut terakhir secara mengejutkan unggul dengan skor 3-2.

Masyarakat dan media di Skotlandia menyambutnya dengan gegap gempita. Jalanan dipenuhi poster-poster tentang keberhasilan ini, sekaligus menasbihkan diri mereka sebagai juara dunia yang sesungguhnya.

Lonceng kematian dari turnamen ini mulai berbunyi pada 1980 ketika Iralandia Utara mengalami krisis sosial, pemberontakan terjadi dengan tuntutan keluar dari imperium kerajaan Inggris. Imbasnya negara peserta lainnya mengurungkan niat untuk melanjukan kompetisi, turnamen selesai begitu saja musim tersebut.

Konflik terus berlanjut beberapa tahun kemudian, sepakbola mendapat imbasnya. Penonton British Home Championship terus menerus menurun. FA Inggris mengkonfirmasi kalau musim 1983-1984 menjadi yang terakhir keikut sertaan mereka, pernyataan ini disusul oleh FA Skotlandia.

Edisi 1983/1984 jadi akhir dari gelaran yang mempertemukan negara-negara pertama. Uniknya di pada turnamen kali ini, keempat negara memiliki poin sama besar. Pemenang diambil dari selisih gol dan Irlandia Utara keluar sebagai pemenang dengan keunggulan 1 angka.

Hingga hari ini asosiasi sepakbola Irlandia menjadi negara yang menyimpan trofi bersejarah tersebut. Inggris keluar sebagai pemegang gelar juara terbanyak dengan 54 kali, 20 diantaranya menjadi kemenangan bersama.

Dibelakangnya ada Skotlandia dengan 41 kali juara, 17 diantaranya menjadi juara bersama, Wales 12 kali jadi jawara dengan lima kali jadi pemenang bersama. Posisi paling akhir dimenangkan oleh Irlandia Utara yang mampu memenangkan trofi sebanyak 8 kali, lima diantaranya sebagai juara bersama.

Suara kematian dari pengeras suara di langgar juga yang menyudahi artikel ini. Sebuah seruan untuk berkumpul menyolati jenazah hambaNya yang meninggal, dan liangnya belum kering hingga hari ini.

Jakarta, 29 Oktober 2022

D.A.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun