Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Bunga Api Merekah di Timur Eropa

25 Februari 2022   18:27 Diperbarui: 28 Februari 2022   06:19 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prajurit Ukraina duduk di atas kendaraan lapis baja pengangkut personel yang mengemudi di jalan di wilayah Donetsk, Ukraina timur, Kamis (24/2/2022). Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis mengumumkan operasi militer di Ukraina.| Sumber: AP PHOTO/VADIM GHIRDA via Kompas.com

Namun mendiamkan amukan Rusia menjadi tamparan buat Amerika. Kekuatan dunia yang awalnya dipegang oleh satu negara, kini bergeser dan memantik negara kuat lainnya untuk melawan hagemoni Paman Sam selama ini. 

Apapun itu, politik, ilmu yang kotor ini sudah menampakan muka hitamnya dihadapan rakyat miskin kedua negara konflik. Mereka yang tak memiliki uang hanya bisa pasrah tertegun di bangunan rumahnya untuk berdoa meminta keselamatan. Berlari ke negara lain melalui jalur ilegal. 

Walau baru seumur jagung, koflik ini sudah memberi dampak besar pada perekonomian dunia. Saham di beberapa negara termasuk Indonesia terjun bebas. Ekonomi global yang masih merangkak setelah badai pandemi kembali tiarap akibat cekcok kedua tetangga. 

Rusia dan Ukraina merupakan dua wilayah yang menjadi pengekspor beberapa komoditi. Keduanya menjadi pemasok beberapa barang mentah dan bahan jadi. Beragam mesin produksi industri berasal dari kedua negara tersebut. 

Jadi jika konflik ini berlangsung panjang, bukan tak mungkin kondisi ekonomi dunia kembali terguncang, harga komoditas pangan naik, tentu minyak dan emas turut mengalami gejolak. 

Sumber: Time.co
Sumber: Time.co

Situasi di Timur Asia bisa memanas. Tiongkok seakan mendapat tutorial pembelajaran dari Putin tentang cara memainkan bidak politiknya untuk mendapatkan wilayah kekuasaan. Negara yang beberapa waktu kebelakang bemesraan dengan Rusia memiliki konflik berkepanjangan dengan Taiwan, negara yang masih bertetangga dengannya. 

Taiwan yang selama ini mempersenjatai diri dengan alutsista asal Amerika bisa jadi ancaman, sekaligus mengukuhkan supremasi mereka sebagai salah satu negara super power dunia. Melalui dalih mengembalikan wilayah yang tercecer, Tiongkok bisa saja memanfaatkan situasi keruh di Timur Eropa sebagai waktu terbaik memulai invasi. 

Palagan di Timur Asia bisa terjadi, Paman Sam dan negara NATO lainnya yang selama ini membela kedaulatan Taiwan bakal dibuat pusing dengan masalah baru. Invasi bisa saja berlanjut sampai perebutan laut cina selatan, termasuk wilayah Natuna, Indonesia. 

Jika kejadian itu berlangsung dan benar-benar terjadi, apa yang akan kita lakukan? Belanja alutsista besar yang sudah Indonesia lakukan terasa belum cukup memenuhi kebutuhan, mengingat kekuatan militer Tiongkok yang begitu besar dan kuat. 

Sebagai warga yang baik kita perlu belajar dari kutukan tanah di Timur Eropa sejak dini. Setidaknya ingat, bahwa persoalan pembagian tanah bisa jadi bumerang buat saudara, seperti jamak kita lihat dalam berita. Berbagi itu indah dan legowo adalah jalan mudah menuju perdamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun