Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Malapraktik Menahun yang Menerpa Old Trafford

29 Oktober 2021   13:29 Diperbarui: 3 November 2021   08:05 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak ditinggal sosok dokter spesialisnya bernama Ferguson pada 2013, perjalanan tim mengarungi kompetisi tertinggi Liga Inggris tak pernah berjalan sukses. Bahkan mereka sempat terseok untuk masuk ke posisi 4 besar klasemen.

Rentetan nama manager top dunia sebelum Ole pernah singgah seperti David Moyes, Louis Van Gaal, dan Jose Mourinho. Namun ketiganya tak mampu mengangkat performa tim dan bersaing ketat sebagai penantang gelar, jangankan di kancah Eropa, prestasi mereka di liga lokal juga tak bagus bagus amat.

Aspek paling disoroti dari kepemimpinan empat pelatih setelah Ferguson adalah lemahnya lini pertahanan. Pelatih seperti Van Gaal bahkan tak berani memainkan total football yang mengandalkan serangan sporadis ke jantung pertahanan lawan. Padahal gaya permainan itu sangat akrab dimainkannya.

Pria berkebangsaan Belanda tersebut tak berani melakukannya lantaran melihat lini belakang MU yang bobrok. Ia kerap menginstruksikan pemainnya bermain operan sambil menunggu celah pertahanan lawan terbuka. Membosankan, tapi efektif membawa United kembali ke zona Champions di awal kariernya serta membawa trofi Piala FA di musim berikutnya.

Inkonsistensi permainan Manchaster United juga memberikan dampak besar pada hasil minor yang mereka dapat setelah Fergie pensiun. Empat pelatih top pilihan manajemen untuk menahkodai kapal besar ini belum mampu memberi penawar menyelesaikan masalah ini.

Kondisi Manchaster United sedang sakit dan butuh perawatan tepat. Namun malapraktik yang mereka dapat. Juru selamat sepak bola dalam diri pelatih, nampaknya belum ada yang cocok malah menambah beban. Dosis obat dan cara penanganan penyakit yang mereka tunjukkan belum bisa mengembalikan United ke tempat semestinya.

Malapraktik yang masih terjadi di Manchaster lama kelamaan dapat menghancurkan tim tak hanya dari prestasi tapi juga bisnis. Banyak fan Setan Merah mendukung klub ini karena suka dengan keberhasilan, sejarah, semangat, dan filosofi menyerang demi memburu kemenangan.

Kehadiran fan bagi klub Eropa merupakan sumber pendapatan utama. Namun ketika semua itu tak terlihat, animo fan mendukung MU akan surut, pendapatan semerawut, prestasi makin kusut. Lekas sembuh Setan Merah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun