Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Laki-laki Memiliki Persepsi Kecantikan yang Berbeda?

23 Agustus 2017   08:53 Diperbarui: 23 Agustus 2017   12:59 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://suburbanmen.com

Otak juga yang menentukan persepsi pria soal kecantikan. Inilah salah satu nikmat Tuhan untuk manusia. Otak membuat manusia berfikir dan menganalogikannya ke dalam hati. Jadilah sebutan "cantik" itu lahir dan disematkan pada setiap diri wanita dengan paras rupawan, tergantung persepsi laki-laki, tentu saja. 

Dengan kata lain, perbedaan persepsi masyarakat kota soal kecantikan didapat melalui otak. Mengapa saya katakan masyarakat kota? Karena kita juga mengenal masyarakat tradisional. Suku Kayaan di Thailand menganggap perempuan cantik adalah dia dengan gelang berkilauan di leher yang disusun ke atas. Semakin tinggi leher, makin cantik pula wanita tersebut.

Wanita Suku Dayak akan dianggap cantik dengan banyaknya anting di telinga. Sedangkan masyarakat Fiji menilai perempuan cantik bertubuh gendut dan subur melahirkan anak. 

Namun saya berani bertaruh, Anda yang hidup di kota memilih mengatakan persepsi itu aneh ketimbang cantik. Mengapa persepsi beberapa penduduk tadi amat berbeda dari "cantik" menurut orang-orang kota?

Di sanalah lingkungan prasejarah dan budaya bermain. Budaya yang telah dilahirkan oleh nenek moyang masih dilestarikan. Dan memang benar, persepsi itu bisa baik jika memiliki salah satu kesamaan termasuk budaya. 

Saya pernah seminggu menetap di Kota Wonogiri. Masyarakat di sana masih memegang teguh kearifan lokal, salah satunya budaya ramah tamah. Sebelumnya, saya telah diberitahu oleh kawan yang saya repotkan di sana, bahwa lebih baik menegur minimal melemparkan senyum pada penduduk untuk menghormati si empunya kampung.

Beda dengan persepsi masyarakat di Jakarta yang telah tercampur individualisme. Melempar senyum pada orang tak dikenal akan membuat Anda dianggap orang gila, paling mujur dikatakan punya niat negatif kepada si penerima senyum.

Namun jika saya tidak memberi senyum pada penduduk yang ditemui di Wonogiri, persepsi mereka terhadap saya adalah orang baru nan angkuh. Nyatanya budaya memiliki andil besar dalam lancarnya komunikasi. 

Seorang pakar di bidang seni, evolusi, dan media bernama Denis Dutton mengatakan bahwa keindahan dalam hal ini persepsi kecantikan, dapat dilihat melalui teori evolusi milik Charles Darwin. Ia meyakini bahwa otak dan sejarah primitif manusia mampu menjawab persepsi dari sebuah objek nan indah.

"Pengalaman akan keindahan dengan intensitas emosi dan kesenangan merupakan perkembangan dari psikologi manusia. Pengalaman akan keindahan merupakan salah satu komponen dalam seluruh seri adaptasi Darwin," katanya ketika memberi seminar yang dipubilaksikan oleh TED berjudul Denis Dutton: Teori Darwin Tentang keindahan.

Teori evolusi milik Darwin menggambarkan bagaimana manusia bisa bertahan mengikuti seleksi alam. Dan seleksi alam tak akan bisa disiasati tanpa seleksi seksual untuk berkembang biak. Kecantikan seseorang berperan dalam menjaga kekaguman bahkan obsesi demi lancarnya reproduksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun