Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gaya Kepemimpinan Khas Orde Baru

15 September 2016   13:25 Diperbarui: 15 September 2016   13:57 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejatuhan keduanya amat mirip sesuai cara mereka merebut kekuasaan. Ken Arok membunuh Penguasa Tumampel, dan mati di bunuh oleh anak tirinya, buah pernikahan Tunggul Ametung dan Isterinya— Ken Dedes yang dikemudian hari dipinang oleh Ken Arok— sedangkan Soeharto m,endapatkan tanggup kekuasaannya dengan huru hara jatuhnya pun dengan huru-hara masyarakat tahun 98. Seperti kata orang “buah yang kau dapat merupakan apa yang kau semai” kata-kata itu mungkin menggambarkan takdir kedua pemimpin tadi.

Menurut gaya kepemimpinan Jawa, Raja adalah penerima wahyu kedaton (anugerah Tuhan yang menjadikannya sebagai raja). Penjelmaan ini dapat terlihat dari wayang. Dalang, dengan kekuasaannya, mampu mengontrol jalannya sandiwara. Lewat kemampuannya Ki-Dalang dianggap sebagai Tuhan.

G.W.J Drewes pernah menuliskan salah satu sajak yang katanya berasal dari Sunan Bonang abad 16.

Saluruh perhatian saya terpusat pada apa yang dilakukan Ki Dalang

Semuanya adalah hasil yang dikerjakan

Dia yang menyebabkan dan ia yang memerintahkan dan juga tujuan kerjanya

Tidak ada sesuatu yang dapat dilihat yang tidak bersumber pada Ki Dalang.

Semakin dekat dengan raja, semakin besar pengaruh dan kekuasaan kepemimpinan seseorang. Kedekatan tersebut hanya bisa terjadi jika orang itu merupakan keluarga, orang kepercayaan dan kesayangan raja.

Dari sana raja membagi kekuasaan sekaligus mengontrol kekuasaannya dengan pembagian tersebut. Pada wayang menyebutkan sifat raja dan pemimpin yaitu orang yang memenuhi aspek kewibawaan, kemurahan hati dan lain-lain membantunya mengontrol sekelilingnya.

politik.rmol.co
politik.rmol.co
Soeharto pada era Orde Baru memiliki peranan layaknya Ki-Dalang, ia mampu membawa situasi Indonesia sesuai keinginannya. Kekuasaannya seakan tak bisa disentuh oleh siapapun. Mengapa demikian? Karena kaki tangannya selalu setia mengikuti perintahnya, mereka telah diberikan jabatan tinggi sehingga mereka manut wae dan tidak membantah sedikitpun perintah Soeharto.

Novel Max Havelar karangan Multatuli mampu menggambarkan kekuatan seorang raja di kehidupan masyarakat Jawa. Sampai-sampai dalam novel tersebut digambarkan kekuatan seorang Raja dalam mengendalikan masyarakatnya membuat belanda pada wajktu itu harus berkompromi dengan raja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun