Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bunga Kayu yang Ingin Merdeka Tanpa Tanda Kutip

11 Agustus 2016   13:19 Diperbarui: 14 Agustus 2016   20:45 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku kembali berpikir "kemerdekaan" yang hakiki bagi Indonesia itu adalah Pancasila. Tapi seperti ampas yang mengapung di atas cangkir kopiku, ada saja yang mengusik kenikmatannya.  

Siapa yang mengusik? Ya masyarakat Indonesia sendiri yang kebelinger memaknai pancasila, kebelinger terhadap kesenangan pribadi dan kelompok bukan orang banyak, dan kebelinger dengan godaan budaya barat. 

Tapi layaknya ampas, pasti dia turun kebawah, ke dasar kopi untuk memberi keleluasaan pada manusia yang ingin mencicipi cita rasa kopi itu. Ampas yang tidak semua nakal itu pasti akan bergabung dengan kawanannya didasar kopi lama kelamaan.  

Masyarakat tadi juga begitu, yang coba mengusik "kemerdekaan" Indonesia. Pasti akan sadar, tentu saja dengan penyadaran bersama. 

Indonesia memang akan merayakan hari jadinya tanggal 17 Agustus 1945. Semua lapisan masyarakat pasti berbenah mempercantik rumahnya dengan perintilan-perintilan ornamen yang keindonesiaan.  

Tapi mungkin kita semua lupa, Macan Asia ini tak butuh sekedar simbol, sang macan butuh sebuah kerja nyata. Kerja nyata untuk membangunkannya karena sang macan sudah tertidur pulas, kerja nyata seperti take line 71 kemerdekaan Indonesia yaitu kerja nyata.

Lakukan sebisa kita sesuai dnegan hobi dan latar belakang pendidikan. Jangan buat negeri ini semakin menangis dan bersedih melihat segala macam riak yang terjadi.  

Semangat pembaruan bunga kayu tadi jangan dimaknai sebagai ornamen semata. Tapi coba resapi kedalam jiwa raga kita, masyarakat Indonesia, menuju Indonesia yang benar-benar merdeka tanpa tanda kutip ("). 

Jatipadang, 10 Agustus 2016.

-D.A-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun