Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Curahan Hati untuk Bung Karno dan Gus Dur

3 Agustus 2016   17:14 Diperbarui: 4 Agustus 2016   01:50 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negeri kaya dengan beragam kekhasannya. Negara ini memiliki banyak kebudayaan dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Semuanya menjadi makin menyenangkan ketika kita punya banyak sekali aliran agama, baik agama dalam maupun luar negeri.

Keberagaman ini menjadi semakin kentara tatkala Gus Dur memerintah,  dia menjadi bapak pluralisme akibat kebijakannya membebaskan  masyarakat Indonesia memeluk agama sebebas-bebasnya. Apalagi Agama Kong Hu Cu dimasukan menjadi agama yang diperbolehkan di Indonesia.

Tapi amat disayangkan Gus, cita-citamu membuat Indonesia menjadi negara yang mencitai perbedaan  terus tergerus. Belakangan, banyak sekali perpecahan bermotif agama. Baru-baru ini masyarakat dikejutkan dengan kerusuhan di Tanjung Balai, Sumatra Utara.

m.tempo.co
m.tempo.co

Kejadian ini di mulai karena seorang warga keturunan Tionghoa tidak suka mendengar suara adzan Gus. Kemudian warga yang tersulut emosinya berbondong-bondong menuju vihara dan melakukan aksi pengerusakan di rumah ibadah itu Gus.

Gus, apakah setelah berpuluh tahun fondasi yang engkau buat untuk Indonesia masih terlalu maju untuk Indonesia? Gus, aku sebagai pemuda Indonesia yang seharusnya membangun negeri ini merasa malu dengan tindakan ini.

Gus haruskah aku bersimpuh dan memohon pada Tuhan untuk menghidupkan diri mu dan meminta wejangan dari mu demi membawa situasi yang damai di Indonesia? Aku rindu guyonan mu yang sarat maka. Walau itu guyon tapi sangat mendalam dan menyakitkan bagi beberapa pihak kontra. Walau itu guyonan, tapi guyonan itu sangat di nanti oleh para santri mu.

Baru-baru ini seorang aktifis bernama  Haris Azhar membeberkan sebuah celotehan terpidana mati kasus narkoba bernama Freddy Budiman. Dalam celotehan itu Freddy membeberkan bahwa ada oknum TNI, Polisi, dan BNN yang ikut terlibat dalam peredaran barang haram tersebut.

metro.news.viva.co.id
metro.news.viva.co.id

Hey Bung Karno, apa kamu rela bangsa ini di hantui dengan yang namanya narkoba? Yang pasti barang ini merupakan dagangannya bangsa barat yang membuat paham neokolonialisme. Narkoba cepat menjalar ke segala sendi kehidupan terutama dalam hidup para pemuda.

Aku ingat dengan kata-katamu “Berikan aku 10 pemuda, niscahya akan kuguncang dunia”, tapi yang sekarang terjadi banyak pemuda masuk bui akibat pengaruh barang ini. Bung, bagaimana nasib Indonesia jika para pemuda sudah terjangkit penyakit gaya hidup ini? Padahal mimpimu menuju Indonesia lebih baik disematkan pada pundak pemuda.

Bung, kamu harus tau ini, bahwa Haris malah di laporkan balik oleh tiga institusi penegak hukum tadi ke Mabes Polri. Bung, negeri ini telah di selimuti oleh dingin yang aneh karena keadilan mulai di perjual belikan atau sebagai barang dagangan. Aku jujur saja memiliki pengalaman serupa. Banyak teman ku masuk bui dan sekarang ada di lapas cipinang. Disana dia bilang narkoba itu bisa masuk, para penjaga lapas pun ikut menikmati barang tersebut. Narkoba itu di kendalikan oleh seseorang tapi dia tidak mau sebut nama, Bung. Aku meyakini ini semua ada kaitannya dengan Freddy Budiman tadi, menurut pengakuan Haris, dia adalah pengendali narkoba di Cipinang.

Lain lagi dengan pengakuan Aktor kawakan Indonesia, Roy Marten yang pernah masuk bui. Dalam keterangannya saya ingat bahwa sebagian besar warga lapas itu tidak melalui prosedur hukum yang benar. Putusan hukum mereka hanya lewat penunjukan semata Bung. Aku ingat karena saat itu aku yang mendapat kesempatan liputan. 

www.merdeka.com
www.merdeka.com

Lain lagi dengan kasus ini, ada teman ku yang tiba-tiba keluar dari penjara, walaupun sehari sebelumnya dia di tangkap karena kedapatan memegang narkoba jenis ganja. Ada lagi teman ku lainnya, dia bertutur bahwa telah masuk bui selama empat hari. Dia keluar dengan membayar mahar sebesar 45 juta Bung!

Bayangkan jika uang itu kita beli beras kita kasih ke Marhaen, kita kasih ke umat yang kesusahan, atau santri yatim piatu. Pastilah bermanfaat bukan? Gus dan Bung. Dibandingkan uang itu diberikan kepada orang yang menggadaikan harga diri bangsa.

Aku ingat kata-kata mu Bung “Perjuangan ku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri” ini terbukti Bung. Orang yang ingin membersihkan nama baik penegak hukum yang makin mari makin dipandang sebelah mata oleh masyarakat malah diadili.

Bagaimana masyarakat mau mengadu pada Ibupertiwi jika suaranya dibelenggu? Bung, Indonesia kini berbeda dengan zaman mu, sebelum tangan asing mengobok-obok isi dan nilai luhur persatuan negeri. Perjalanan bangsa kali ini dijalankan berdasar pada kepentingan segelintir pihak bukan kemauan rakyat. Bung, anda selalu berkata bahwa rakyat Indonesia harus bersatu padu menuju Indonesia yang lebih baik, tapi praktiknya keyakinan itu lambat laun luntur akibat ulah pemerintahan yang berkuasa.

Gus, aku tau dan sangat paham bahwa Anda tidak ingin Indonesia tidak terpecah belah. Aku ingat, Anda selalu menahan diri dalam menghadapi cobaan ketika di lengserkan dari kursi kepresidenan. Bayangkan saja jika para santri mu turun ke Jakarta, akan jadi apa Jakarta dan seisinya? Aku sendiri sangat ngeri membayangkannya.

Gus dan Bung, ini curahan hati ku. Maafkan aku yang mengganggu istirahat panjang mu. Mungkin curahan ini mengusik ketenangan kalian, tapi kalian harus tau bahwa visi kalian untuk negeri ini masih tidak bisa di terima oleh segelintir oknum yang alergi akan keritik, alergi akan keberagaman, dan buta dengan kuasa.

Aku tau aku hanyalah pemuda biasa, kalian juga dulunya pemuda biasa tapi menjelma jadi luar biasa lewat pemikiran dan tindakan kalian. Aku memillih menulis sebagai cara ku menggugat semua kesalahan ini. Teruntuk kalian Gus Dur dan Bung Karno, terimalah bunga ini, sebuah bunga perlambang Ibu yang letih.  Maaf, maafkan aku yang belum bisa menggugat kesalahan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun