Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Curahan Hati untuk Bung Karno dan Gus Dur

3 Agustus 2016   17:14 Diperbarui: 4 Agustus 2016   01:50 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bung, kamu harus tau ini, bahwa Haris malah di laporkan balik oleh tiga institusi penegak hukum tadi ke Mabes Polri. Bung, negeri ini telah di selimuti oleh dingin yang aneh karena keadilan mulai di perjual belikan atau sebagai barang dagangan. Aku jujur saja memiliki pengalaman serupa. Banyak teman ku masuk bui dan sekarang ada di lapas cipinang. Disana dia bilang narkoba itu bisa masuk, para penjaga lapas pun ikut menikmati barang tersebut. Narkoba itu di kendalikan oleh seseorang tapi dia tidak mau sebut nama, Bung. Aku meyakini ini semua ada kaitannya dengan Freddy Budiman tadi, menurut pengakuan Haris, dia adalah pengendali narkoba di Cipinang.

Lain lagi dengan pengakuan Aktor kawakan Indonesia, Roy Marten yang pernah masuk bui. Dalam keterangannya saya ingat bahwa sebagian besar warga lapas itu tidak melalui prosedur hukum yang benar. Putusan hukum mereka hanya lewat penunjukan semata Bung. Aku ingat karena saat itu aku yang mendapat kesempatan liputan. 

www.merdeka.com
www.merdeka.com

Lain lagi dengan kasus ini, ada teman ku yang tiba-tiba keluar dari penjara, walaupun sehari sebelumnya dia di tangkap karena kedapatan memegang narkoba jenis ganja. Ada lagi teman ku lainnya, dia bertutur bahwa telah masuk bui selama empat hari. Dia keluar dengan membayar mahar sebesar 45 juta Bung!

Bayangkan jika uang itu kita beli beras kita kasih ke Marhaen, kita kasih ke umat yang kesusahan, atau santri yatim piatu. Pastilah bermanfaat bukan? Gus dan Bung. Dibandingkan uang itu diberikan kepada orang yang menggadaikan harga diri bangsa.

Aku ingat kata-kata mu Bung “Perjuangan ku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri” ini terbukti Bung. Orang yang ingin membersihkan nama baik penegak hukum yang makin mari makin dipandang sebelah mata oleh masyarakat malah diadili.

Bagaimana masyarakat mau mengadu pada Ibupertiwi jika suaranya dibelenggu? Bung, Indonesia kini berbeda dengan zaman mu, sebelum tangan asing mengobok-obok isi dan nilai luhur persatuan negeri. Perjalanan bangsa kali ini dijalankan berdasar pada kepentingan segelintir pihak bukan kemauan rakyat. Bung, anda selalu berkata bahwa rakyat Indonesia harus bersatu padu menuju Indonesia yang lebih baik, tapi praktiknya keyakinan itu lambat laun luntur akibat ulah pemerintahan yang berkuasa.

Gus, aku tau dan sangat paham bahwa Anda tidak ingin Indonesia tidak terpecah belah. Aku ingat, Anda selalu menahan diri dalam menghadapi cobaan ketika di lengserkan dari kursi kepresidenan. Bayangkan saja jika para santri mu turun ke Jakarta, akan jadi apa Jakarta dan seisinya? Aku sendiri sangat ngeri membayangkannya.

Gus dan Bung, ini curahan hati ku. Maafkan aku yang mengganggu istirahat panjang mu. Mungkin curahan ini mengusik ketenangan kalian, tapi kalian harus tau bahwa visi kalian untuk negeri ini masih tidak bisa di terima oleh segelintir oknum yang alergi akan keritik, alergi akan keberagaman, dan buta dengan kuasa.

Aku tau aku hanyalah pemuda biasa, kalian juga dulunya pemuda biasa tapi menjelma jadi luar biasa lewat pemikiran dan tindakan kalian. Aku memillih menulis sebagai cara ku menggugat semua kesalahan ini. Teruntuk kalian Gus Dur dan Bung Karno, terimalah bunga ini, sebuah bunga perlambang Ibu yang letih.  Maaf, maafkan aku yang belum bisa menggugat kesalahan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun