Kebijakan-kebijakan Erdogan membawa warna baru pula di sektor ekonomi bagi Turki. Turki dibawanya menjadi negara yang masuk keanggotaan G20, yaitu sebuah perkumpulan negara yang memiliki perekonomian terbaik di dunia.
Mungkin ini pula yang menjadi pengecualian warga Turki turut mengamini pemakzulan oleh militer terhadap PM Erdogan. Karena saat dirinya berkuasa, baru kali ini Turki mendapatkan kemajuan ekonomi bagaikan busur panah.
Ini adalah sebuah ancaman serius bagi Amerika yang merasa tersaingi, sama seperti hujatan-hujatan AS terhadap Bangsa Tiongkok yang menjadi raja baru di Asia.
Komunis adalah paham yang meniadakan kelas sosial di masyarakat. Paham ini berbeda dengan kebijakan Amerika yang cenderung kapitalis.
Sayang Negeri Paman Sam itu lupa untuk "Menguasai Jalanan" merujuk pada file CIE mengenai cara menggulingkan rezim (Soekarno) yang saya baca di catatan Julius Pour yang di bukukan berjudul Gerakan 30 September Pelaku, Pahlawan & Petualang.Menguasai jalanan maksudnya adalah aksi demonstran yang besar-besaran menentang sebuah rezim. Saat itu terjadi, barulah militer hadir untuk menggoyah parleman di suatu negara.
Jika merujuk pada pemikiran "Orang Kiri" Indonesia yaitu Tan Malaka, yang dia sebut dengan aksi masa. Aksi masa atau demonstrasi adalah sebuah cara yang tepat untuk menggulingkan sebuah rezim. Kekuatan rakyat amatlah besar dalam sebuah sistem politik, baik itu penganut sistem parlementer, demokrasi, liberal, atau Otoriter.
Demokrasi nyatanya merupakan sebuah virus yang sengaja di gembar gemborkan oleh negara pencetusnya yaitu Amerika. Karena, setiap negara seharusnya seperti yang selalu di dengungkan oleh Bapak Proklamator kita, Soekarno, haruslah menggali identitas bangsa sendiri melalui kebudayaannya serta kehidupan sosial masyarakatnya.
Pemerintah Turki sendiri menyudutkan tokoh besarnya bernama Fathullah Gulen sebagai otak dari kudeta militer ini. Tetapi perwakilan Gulen membantahnya.
Walaupun sejak lama pemerintahan Turki meminta Wosington untuk memulangkan Gulen yang sekarang bersembunyi di negaranya, nyatanya Amerika tidak menggubrisnya. Ada apa ini?
Kenapa Amerika yang berpaham demokrasi liberal mengingkari paham yang di kembangkannya sendiri untuk memberikan kebebasan negara lain menegakan demokrasi, dalam hal ini melakukan pemulangan paksa seorang buruan negara?