Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Patahkan Kutukan 12 Tahun FA, Apakah Sang Menir (Masih) Dipertahankan?

22 Mei 2016   04:43 Diperbarui: 22 Mei 2016   13:03 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Statistik MU Vs Palace (Opta)"][/caption]Tanggal 22 Mei 2016 menjadi momen berharga bagi Manchester United. Klub yang bermarkas di Old Trafford tersebut  sukses memboyong Piala FA setelah 12 tahun masa penantian. Saat itu United berhasil membungkam permainan Millwall dengan skor 3-0. 

Kepastian gelar FA yang terakhir di dapat Tim Setan Merah tahun 2004 tersebut di dapat setelah membungkam Cristal Palace di partai puncak dengan skor 2-1. Pertandingan itu berjalan alot pasalnya United terlihat sangat sulit menembus rapatnya pertahanan Palace. Pelatihan Palace, Alan Padrew menggunakan taktik bertahan untuk meredam agresivitas dari pemain-pemain MU. 

Padrew terlihat serius menyiapkan timnya karena mereka ingin mendapatkan gelar bergengsi dan tiket ke Liga UEFA. Apa lagi Padrew menyimpan dendam tersendiri dengan United karena di tahun 1990 United berhasil mengalahkan Palace di final Piala yang sama. Saat itu Padrew masih berstatus pemain di Palace. 

Sejak peluit tanda pertandingan ditiup, tim asuhan Louis Van Gaal mendominasi jalannya pertandingan tetapi mereka terlihat kesulitan menembus rapatnya pertahanan Palace. Palace pun bukan tanpa perlawanan, mereka beberapa kali merepotkan barisan belakang United lewat serangan balik cepat. Babak pertama hanya menghasilkan skor kaca mata untuk kedua kubu. 

Babak kedua pola permainan tidak berubah, tim asal Kota Manchaster tersebut masih menguasai jalannya pertandingan. Tetapi MU kecolongan terlebih dahulu melalui kaki Puncheon di menit ke 78. Dirinya berhasil memanfaatkan kelengahan pemain belajang United yang tidak menyadari pergerakannya dari belakang. 

Pucheon berhasil mengontrol bola dan menceploskan tendangan keras kaki kiri ke gawang De Gea. United langsung tancap gas, mereka berhasil membalas lewat gol Juan Mata di menit 83. Gol tersebut dihasilkannya melalui pergerakan licin kapten United, W. Rooney ke kotak pinalti. Kemudian Rooney berhasil melepas umpan dan di akhiri dengan umpan dada oleh Fellaini kepada Juan Mata, pemain asal Spanyol itu langsung melepaskan tembakan yang tak mampu dihalau kiper Palace. 

Di babak perpanjangan waktu tempo masih tidak berubah, United masih berada di atas angin. Tetapi sebelum babak tambahan pertama habis, Smalling mendapatkan kartu kuning kedua yang memaksanya untuk mengakhiri game lebih cepat. Paruh kedua babak perpanjangan waktu sangat terlihat jelas Palace berani menyerang. Tetapi mental juara United keluar dan membalikkan situasi. Mereka berhasil unggul 2-1 berkat tendangan keras Jese Linggard menit 110 melalui bola liar hasil umpan Valencia. 

Hasil ini merupakan kado manis fans MU di akhir musim karena performa MU di nilai masih buruk akibat ketidakkonsistensn permainan United belakangan ini. Apa lagi mereka duduk di posisi ke lima yang mengakibatkan MU gagal lolos ke Liga Champion Eropa. 

Kemenangan ini menjadi dilema di tubuh Tim yang identik dengan pelatih tersukses sepanjang masa yaitu Sir Alex Ferguson. Tim ini dikabarkan sedang serius untuk mencari pelatih anyar untuk mengganti Van Gaal. Sang menir dinilai belum mampu mengembalikan performa United padahal mereka telah menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk membeli pemain baru.  

United di era Van Gaal juga selalu dihujani oleh para fans akibat permainan mereka yang tidak menghibur dan terkesan monoton. Bukan hanya Fans, beberapa pemain legendaris seperti Paul Schooles juga sering melontarkan kritikan yang sama kepada mantan timnya tersebut.  

Van Gaal bukan tanpa presrasi. Mantan pelatih timnas Belanda tersebut berhasil mencetak pemain-pemain berkualitas dari akademi United. Bahkan Van Gaal berani untuk memboyong pemain pemain muda United bermain di tim Utama. Nama-nama seperti Rasford, Perreyra, dan pencetak gol penentu Jese Linggard menjadi contohnya.  

Posisi United di Liga Inggris juga bagus, walaupun hanya finish di posisi 5 mereka hanya kalah jumlah gol dari rival sekotanya Manchester City. United juga menjadi tim dengan tingkat kebobolan yang rendah dibandingkan kontestan lainnya. Mereka tercatat hanya kebobolan 35 gol sama dengan Tottenham di peringkat ketiga kelasemen akhir Liga Inggris. 

Mematahkan rekor 12 tahun tanpa gelar FA juga menjadi pertimbangan. Piala tertua di dunia ini dikenal sebagai kompetisi yang sukar diprediksi pasalnya banyak tim besar Inggris yang kalah oleh tim-tim lemah liga. Van Gaal datang ke Teater of Dream juga bukan tanpa tantangan. Dirinya ditugaskan untuk mengembalikan kejayaan United yang selama 26 tahun dinakhodai oleh Sir Alex. 

26 tahun bukan waktu yang sebentar sehingga filosofi permainan United selaras dengan pemikiran Sir Alex dan tidak ada orang yang memiliki taktik yang mirip dengan Sir Alex dengan kick and rush-nya. Padahal Sir Alex di masa awal kepemimpinannya di United tidak memberikan kontribusi yang bagus bagi Klub.  

Van Gaal datang ketika mental permainan United hancur karena United harus finish di posisi 7 klasemen di bawah asuhan mantan pelatih Everton David Moyes. Moyes pun langsung di gantikan oleh Van Gaal yang sukses mengantarkan Timnas Belanda menduduki posisi 3 di Piala Dunia setelah sebelumnya terseok-seok di fase penyisihan bahkan terancam tereliminasi dari kompetisi antar benua tersebut. Di tahun pertama Van Gaal menukangi United, dirinya langsung membawa United menduduki peringkat empat Liga Inggris.  

United santer di kabarkan mengejar tanda tangan pelatih asal Portugal, Jose Morinho. Jika selama ini para kritikus Menir asal Belanda mempermasalahkan filosofi, mari kita liat beberapa ciri filosofi kepelatihan Mou.  

Pola permainan Mou (sapaan Morinho) terbilang membosankan karena dirinya selalu mengandalkan serangan balik cepat dan permainan kasar. Track record Mou juga mengatakan bahwa Mou bukanlah pelatih yang suka mengorbitkan pemain asli akademi untuk menjajal jersei kebanggaan Klub.  

Karier Mou terbilang cukup baik karena dirinya pernah membawa tim yang tidak diperhitungkan dalam Liga Champions yaitu FC Porto dan Inter Milan menjuarai tropi bergengsi di Benua Biru. Dia juga tercatat pernah menjuarai beberapa liga top dunia seperti Liga Italia bersama Inter, Piala Super Spanyol bersama Real Madrid dan menjuarai Liga Inggris bersama Chelsea.  

Menarik apa langkah yang akan di ambil management jika melihat dua CV pelatih tersebut. Jika ukurannya adalah filosofi klub, maka Van Gaal menjadi jagonya karena United adalah tim yang setiap tahun selalu menelurkan bakat muda dari akademi sama dengan Van Gaal yang sukses mengorbitkan para pemain muda. Dibanding dengan calon suksesornya Mou, dia dikenal sebagai pelatih boros yang sering membeli pemain jadi. 

Jika ukurannya adalah gelar, maka kedua pelatih terhitung pelatih juara karena sering mendapatkan gelar. Tetapi jika ukurannya adalah pola permainan, kedua pelatih tersebut memiliki dua tipe berbeda. Louis Van Gaal dengan possesion-nya dan keseimbangan lini tengah ala Tim Belanda, serta Mou yang mengandalkan serangan balik cepat. Kedua pola permainan ini sangat jauh berbeda dari pola tradisi permainan MU yang menyerang hingga akhir, bermain atraktif, cepat juga memanfaatkan lebar lapangan.  

Menarik di tunggu langkah management United ke depannya. Memberi kesempatan pada Van Gaal atau kembali berjudi pada pelatih sarat kontroversi seperti Jose Mourinho.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun