Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Patahkan Kutukan 12 Tahun FA, Apakah Sang Menir (Masih) Dipertahankan?

22 Mei 2016   04:43 Diperbarui: 22 Mei 2016   13:03 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Posisi United di Liga Inggris juga bagus, walaupun hanya finish di posisi 5 mereka hanya kalah jumlah gol dari rival sekotanya Manchester City. United juga menjadi tim dengan tingkat kebobolan yang rendah dibandingkan kontestan lainnya. Mereka tercatat hanya kebobolan 35 gol sama dengan Tottenham di peringkat ketiga kelasemen akhir Liga Inggris. 

Mematahkan rekor 12 tahun tanpa gelar FA juga menjadi pertimbangan. Piala tertua di dunia ini dikenal sebagai kompetisi yang sukar diprediksi pasalnya banyak tim besar Inggris yang kalah oleh tim-tim lemah liga. Van Gaal datang ke Teater of Dream juga bukan tanpa tantangan. Dirinya ditugaskan untuk mengembalikan kejayaan United yang selama 26 tahun dinakhodai oleh Sir Alex. 

26 tahun bukan waktu yang sebentar sehingga filosofi permainan United selaras dengan pemikiran Sir Alex dan tidak ada orang yang memiliki taktik yang mirip dengan Sir Alex dengan kick and rush-nya. Padahal Sir Alex di masa awal kepemimpinannya di United tidak memberikan kontribusi yang bagus bagi Klub.  

Van Gaal datang ketika mental permainan United hancur karena United harus finish di posisi 7 klasemen di bawah asuhan mantan pelatih Everton David Moyes. Moyes pun langsung di gantikan oleh Van Gaal yang sukses mengantarkan Timnas Belanda menduduki posisi 3 di Piala Dunia setelah sebelumnya terseok-seok di fase penyisihan bahkan terancam tereliminasi dari kompetisi antar benua tersebut. Di tahun pertama Van Gaal menukangi United, dirinya langsung membawa United menduduki peringkat empat Liga Inggris.  

United santer di kabarkan mengejar tanda tangan pelatih asal Portugal, Jose Morinho. Jika selama ini para kritikus Menir asal Belanda mempermasalahkan filosofi, mari kita liat beberapa ciri filosofi kepelatihan Mou.  

Pola permainan Mou (sapaan Morinho) terbilang membosankan karena dirinya selalu mengandalkan serangan balik cepat dan permainan kasar. Track record Mou juga mengatakan bahwa Mou bukanlah pelatih yang suka mengorbitkan pemain asli akademi untuk menjajal jersei kebanggaan Klub.  

Karier Mou terbilang cukup baik karena dirinya pernah membawa tim yang tidak diperhitungkan dalam Liga Champions yaitu FC Porto dan Inter Milan menjuarai tropi bergengsi di Benua Biru. Dia juga tercatat pernah menjuarai beberapa liga top dunia seperti Liga Italia bersama Inter, Piala Super Spanyol bersama Real Madrid dan menjuarai Liga Inggris bersama Chelsea.  

Menarik apa langkah yang akan di ambil management jika melihat dua CV pelatih tersebut. Jika ukurannya adalah filosofi klub, maka Van Gaal menjadi jagonya karena United adalah tim yang setiap tahun selalu menelurkan bakat muda dari akademi sama dengan Van Gaal yang sukses mengorbitkan para pemain muda. Dibanding dengan calon suksesornya Mou, dia dikenal sebagai pelatih boros yang sering membeli pemain jadi. 

Jika ukurannya adalah gelar, maka kedua pelatih terhitung pelatih juara karena sering mendapatkan gelar. Tetapi jika ukurannya adalah pola permainan, kedua pelatih tersebut memiliki dua tipe berbeda. Louis Van Gaal dengan possesion-nya dan keseimbangan lini tengah ala Tim Belanda, serta Mou yang mengandalkan serangan balik cepat. Kedua pola permainan ini sangat jauh berbeda dari pola tradisi permainan MU yang menyerang hingga akhir, bermain atraktif, cepat juga memanfaatkan lebar lapangan.  

Menarik di tunggu langkah management United ke depannya. Memberi kesempatan pada Van Gaal atau kembali berjudi pada pelatih sarat kontroversi seperti Jose Mourinho.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun