" Diam... sudah kalian berdua berdiri dan keliling lapangan sebanyak tiga kali putaran" kata pak barnas memberi kami hukuman.
" Ta..tapi pak bukan salah saya" jawabku lagi memelas
" Bapak tidak mau tau, segera kalian lakukan perintah saya, kalau tidak nanti bapak tambah lagi hukumannya" pinta pak barnas sedikit mengancam.
" I..iya pak siap" jawab kami serentak.
" Cie..cie marahan tapi kompak" tiba-tiba terdengar suara itu dari semua siswa 7G.
      Seketika aku langsung terbangun dan lari sambil menyembunyikan wajah merah jambuku ini dihadapan semua orang. Baru saja setengah jalan berlari, tiba-tiba dari arah belakang terdengar langkah kaki diza semakin mendekat. Jantungku berdegup kencang lagi tak karuan.
" Hei, gara-gara kamu kita jadi di hukum" kata diza yang sudah tepat berada disebelahku.
Dalam hati aku berkata, " Ya rabb kenapa perasaan ini semakin dalam terhadapnya"
" Eh ca, kamu malah bengong sih ditanya? Aku kesal nih  gara-gara ulah kamu nih aku dihukum " katanya sambil tertawa.
" Ihh apaan salah aku, kamu kan yang mulai duluan" kataku sambil menepuk tangan kananya dengan keras.
" Aw, sakit ca, dasar si hidung minimalis" balas dia sambil mencubit hidungku sampai merah dan ia pun lari meninggalkanku jauh.