Saat itu penulis menghabiskan waktu di pantai dengan lebih banyak merenung mengenai kekuasaan dan kenikmatan Allah yang kadang kala lupa untuk mensyukurinya. Penulis ingin setiap perjalanannya bermakna dan menambah rasa cinta ini kepada-Nya. Aamiin
Disana kondisi pasirnya masih putih, namun sedikit disayangkan ada sampah berceceran dibeberapa tempat. Airnya masih bersih dan terdapat banyak batu karang juga. Oh iya disana juga banyak kepiting dan keong kecil.
Setelah matahari mulai naik, penulis pun bergegas menuju saung untuk berteduh dan makan cuanki yang lewat. Harga cuanki sedikit lebih mahal di bandingkan di Bandung. Satu porsi seharga 10 K dengan isian hanya enam buah siomay. Setelah perut terisi, penulis memutuskan untuk pulang. Awalnya penulis sempat kebingungan mencari gerbang keluar. Sampai pada akhirnya berusaha tenang, yupss akhirnya bisa ditemukan.
Namun saat penulis melewati sebuah pos penjaga, terdengar suara dari warga yang menyapa. Seorang bapak menanyakan penulis akan kemana sendirian. Penulis menjawab saja mau pulang cari elf. Seketika bapak itu memberi informasi bahwa untuk ke jalan raya cukup jauh jaraknya. Penulis disarankan beliau untuk mencari tumpangan kol buntung. Penulis menganggukan kepala dan kembali berjalan. Namun baru juga beberapa langkah, bapak itu kembali memanggil dan malah mau mengantarkan sampai ke jalan raya. Awalnya penulis malu, namun tidak enak dengan bapak itu, akhirnya penulis mengiyakan bantuannya.
Setelah sampai di jalan raya, bapak itu menurunkan penulis di tempat yang sedikit ramai. Katanya bapak itu khawatir kepadaku. Sampai mau meninggalkanku pun tidak jadi. Beliau malah menemaniku menunggu elf ke Bandung. Padahal hari itu adalah sudah mendekati waktu shalat jumat. Bapa itu menawariku untuk makan, namun aku menolaknya. Sampai pada akhirnya beliau banyak bertanya tentang tujuan penulis datang ke sayang heulang.
Pada awalnya bapak itu bersikeras, menyangka bahwa penulis ke pantai untuk bertemu sang kekasih. Penulis menjelaskan saja bahwa tidak punya pacar dan datang ke sini hanya ingin menenangkan pikiran saja. Namun rupanya bapak itu belum sepenuhnya percaya pada ucapan penulis. Maklum saja dari cerita yangpenulis dengar beberapa hari yang lalu ada perempuan yang di tinggalkan pacarnya di pantai itu dengan penampilan yang semrawut. Jadi bapak itu berpikiran penulis mengalami hal yang sama. Hahahah lucu sekali.
Namun dengan perlahan penulis coba menjelaskan sampai bapak itu percaya dan paham. Oh iya ada kejadian lucu, bapak itu mengira penulis masih anak SMP, mungkin karena postur tubuh yang kecil kali, jadi terlihat lebih muda dari usia sebenarnya. Bapak itu tidak menyangka bahwa penulis sudah kuliah dan bekerja. Sambil menunggu elf yang lewat. Bapak itu meminta nomor ponsel untuk tau kabar penulis setelah sampai Bandung. Bapak itu juga menceritakan tentang anak dan istrinya, bahkan memperlihatkan photo-photonya. Namanya pak Dedi dia adalah kopasus yang bertugas menjaga keamanan pantai. Tak berapa lama datang juga pak Ateng dia adalah Kepala UPT Sayang Heulang.
Akhirnya elf pun datang. Pak Dedi dan Pak Ateng membantu memberhentikan elf. Saat penulis akan naik, tiba-tiba pak Dedi memberi uang sebesar 50K katanya untuk ongkos ke Bandung. Penulis tak bisa menolaknya karena elf langsung melaju begitu dinaiki. Gak papalah rezeki anak sholeh. Masih kuingat pesan pak Dedi " Kalau kesini bawa temannya jangan sendirian, nanti kalau kesini lagi hubungi bapak, menginap saja di rumah istri bapak". Wah sungguh luar biasa bisa bertemu orang baru yang baik.
Diperjalanan menuju Bandung, penulis bertemu dengan seorang Bapak dan anaknya yang juga beralamat di jalan Kebon Kopi. Wah Sungguh luar biasa nikmat Allah, telah mempertemukan dengan orang-orang yang tidak terpikirkan dalam benak sebelumnya.
Beruntung supir elf mengantarkan sampai Jl. Kebon Kopi. Jadi tidak usah naik angkutan umum lagi. Ongkos pulang agak mahal Rp.10 K dari keberangkatan. Penulis sampai rumah tepat adzan isya berkumandang. Setelah mandi dan makan langsung saja beristirahat untuk memulihkan tenaga karena besok harus kembali bekerja.
Itulah pengalaman penulis selama solo backpacker. Jadi gak masalah pergi sendirian, asalkan meminta izin kepada orang tua dan selalu meminta perlindungan kepada yang maha kuasa.