Mohon tunggu...
Ferry Prasetyo
Ferry Prasetyo Mohon Tunggu... -

Just say FUCK\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bluestar dan Bidadari Neraka

27 Maret 2013   01:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:09 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13643239831762159848

Reva: Vin, cabut yuk. Kasian Aldy nunggu lama-lama diluar. Yuk Vin. Asli tampang tolol lu itu kalo ketauan sama anak-anak kampus pasti abis dicengin lu. HAHAHAHAHA. Apalagi sama Aldy. HAHAHAHA Alvin: Taee lu Va, gua emang mabok, tapi masih sadarkan diri neh. Muka lu aja kaya cempedak goreng ntuh, meraaah beneer !! WKWKWKWKWKWK Reva: Haaalaaaaah becanda mulu kita, udeh Vin kita mesti balik. Aldy kasian. Eh, ngomong2 si belalang sembah mana? Si Gerald mana? Lu liat Vin? Alvin: Gerald? Kayanya terakhir dia ada di kamar nomor 5 seberang dari kita. Kesana yuk!! Dia lagi asik mungkin. Reva: Oooh gitu, okay. Kayanya ni anak bahagia bener, mungkin aja dia dapet cewek cantik. Kasian, dia jarang kan punya cewek cantik. Ga kaya gua, HEHEHE. Alvin: Gaya lu kaya orangutan Va. Yaudah, samperin aja. Gua tlpon deh biar cepet. Mereka berdua melangkahkan kaki menuju kamar nomor 5 diseberang. Langkah mereka pasti tetapi sedikit terayun karena efek dari Alkohol. Walaupun begitu mereka masih terlihat steady dan still enough power to walk in the path. Mereka tidak tahu apa yg terjadi dengan Gerald, ia telah terbawa menuju Surga gravitasi tinggi ecstasy yg penuh dengan sinar putih kebahagiaan semu. Tuuuuuuuuuuuuuut...tuuuuuuuuuut....tuuuuuuuut.. Bunyi suara handphone Alvin yang sedang memanggil keberadaan Gerald melalu saluran telepon genggamnya. Sudah 2 kali ia mencoba untuk menghubunginya tetapi tidak ada jawaban. Reva terus mencoba menghubunginya, tetapi tidak ada jawaban. Sosok mereka berdua akhirnya muncul disebuah kamar berpintu kayu. Disana tertulis angka nomor 5. Reva mencoba mengetuk pintu sebanyak 3 kali, tetapi tidak ada jawaban. Alvin pun terus menelpon dengan gencar untuk mendapatkan jawaban. Mereka berdua panik karena tidak ada jawaban. Gerald merupakan sohib mereka, SAHABAT mereka, seperti SAUDARA mereka !! Dan tiba-tiba saja... Klik...Pintu tersebut terbuka...lalu seorang wanita berparas cantik nan imut, putih mulus, mungil dan berdada besar tanpa bra keluar dari dalam pintu. Ia terlihat menangis tersedu dengan memapah seorang pria bodoh karena kelakuanya sendiri. Berat Gerald memang melibihi kapasitas Rara, ia terlihat bergulat melawan berat badan Gerald. Dengan niat tinggi Rara memapahnya, dan ia terkejut ketika dua anak muda berdiri didepan pintu kamarnya. Rara: Hah? Sory lu siapa? Reva: Waaaaaah, eeheeeemmmm, abis main tik, cantik? PLLLAAAAAKKKK!! Pukulan alvin memajukan kepala Reva kedepan dan langsung terjatuh menimpa Rara dan Gerald. Reva bertubuh besar itu meniban keduanya. Alvin yang sudah geram dengan perbuatan Reva yang seronok cuek itu membuatnya marah. Jarang sekali ia memukul seperti Aldy, tapi kali ini berbeda situasi. Reva: Vin, Gilaa lu !! Sakit pala gua tau !! Lu sekarang dah mirip Aldy ya, tangan nya ringan dah !! Alvin: Lagian lu juga sih Va, tu lu liat, tuh cewe lagi mapah siapa, Gerald itu. Bukanya lu bantuin malah lu godain tuh cewek. Goblok jangan dipelihara donk makanya. Reva: Iyee, iyee, Big Boss.. Sory, lu ga apa-apa non? Si Aldy kenapa? (sembari bangun dari lantai dan membantu membangunkan Rara) Gerald yang sudah tinggi hanya bisa terdiam terpaku tidak bergerak di atas lantai. Mungkin karena pengaruh berat alcohol, tablet setan itu bercampur dan menimbulkan side effect yang bener-bener berat bagi Gerald. ia sudah seperti bangkai dikerumunan komodo yang kelaparan. Tertidur pulas. Atau?? Tidak sadarkan diri. Rara: Gua Rara, yang nemenin Gerald. Dia, dia...dia.. Reva: Gerald kenapa? mabok? Yaaah, anak cupu begini mana kuat mabok. Yo, sini gua papah ke mobil. Rara: Bukan, eeeehhhmmm... diaa... diaa.... diaaa... Alvin: Udah tenang aja, nama lu siapa? Ra..ra, Rara ya? Iya Ra tenang aja, kita aja yg handle disini. Va yuk kita balik. Rara: Ahhh,, eehmmmm, okay. Kalo Gerald bangun, kasih tau ke dia, terima kasih soal kupu-kupu. Alvin: Ha? Kupu-kupu? Mang ada kupu-kupu ditempat ini? Yaudah, nanti gua kasih tau. Yuk Va, kita jalan, kasian si Aldy dah nunggu. Benak Rara menjadi tidak menentu, ia pun berjalan menjauh dari mereka berdua yang sudah turun melalui tangga memapah Gerald. Ia berdiri sendirian, sambil mengusap air matanya yang bergelinangan di sekitar pipinya. Ia tidak tertolong, tetapi ia ditolong oleh sebuah kuasa yang tidak lain kuasa dari langit ketujuh, Tuhan. Ia merasa bahwa ia seperti telah menemukan sebuah mimpi yang sudah 2 tahun ia idamkan. Seorang penolong. Seorang pangeran. Dan seorang sahabat. Ia kembali membuka kisah kenangan lama, yang akan membuat ia kembali perih atau menjadi kuat akan itu. Karena filosofi tentang kupu-kupu ia terbuka matanya. Didalam genangan air mata, mental spiritualnya bangkit dari tidur. Didalam hatinya, seorang Rara sudah seperti bangkit dari kubur. "Gerald Terima kasih, kita akan bertemu lagi, disebuah malam yg dipenuhi oleh kupu-kupu, bukan kupu-kupu malam, tetapi kupu-kupu indah yang melindungimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun