"Kita bentangkan sunyi seperti diam pasir-pasir pantai," katamu
Pasir-pasir yang diam
Saling membisik hanya ketika ombak menerpa
Menepikan diri ketika langkah-langkah menyeruak
Dibiarkannya ombak memulihkan luka
Tidak ada banyak waktu untuk berbisik, memang
Atau bahkan tidak ada
Lalu hanya sunyi sepenuh ruang
Seru angin pun terasa terlalu kencang
"Untuk apa membentangkan sunyi?" tanyaku
Seperti tapak kaki meninggalkan luka di pasir pantai
Memang hanya ombak yang memulihkan
Telah lama ku sukai sunyi yang dibawa ombak
Sunyi yang tetap saja sepi bahkan setelah dihempaskan
Lalu bergulung sepi dibawa lagi
Dihempaskan kemudian
Tetap saja hanya sunyi meraja
Sunyi tidak perlu dibentangkan
Karena sudah lebih dulu ia luas membentang
| Kuta | 19 Juni 2024 | 18.01 |
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H