Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membawa Pergulatan Hidup Menuju Natal

24 Desember 2021   05:36 Diperbarui: 24 Desember 2021   05:51 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat Maria mengandung Yesus setidaknya ada dua perjalanan yang cukup jauh. Yaitu saat mengunjungi Elizabeth, dan saat sensus penduduk yang dipuncaki dengan kelahiran di "kandang" itu. 

Tentu tahun itu adalah tahun yang sibuk untuk Maria. Dalam kondisi hamil pergi ke rumah Elizabeth. Menempuh perjalanan sejauh 130 kilometer. Berada di sana selama "sekitar tiga bulan". Pulang menempuh lagi 130 kilometer. Kembali ke rumah dalam kondisi hamil kira-kira enam bulan. Lalu nanti pergi lagi dalam kondisi hamil sembilan bulan.

Banyak hal terjadi dalam hitungan tahun itu. Mungkin juga melelahkan Maria. Tetapi juga menggembirakan. Tahun yang sibuk. Tahun yang banyak urusan untuk dilakukan. 

Kalau jarak dari Nazareth ke Bethlehem adalah 156.7 kilometer, maka selama kehamilan Maria menempuh 260 + 156.7 = 416.7 kilometer. Itu yang tercatat. Yang 156.7 kilometer lainnya sambil membawa pulang bayi Yesus. 

Ini bila diasumsikan Maria pulang lagi ke Nazareth. Ini belum termasuk perjalanan 3 hari pulang-pergi ketika nanti Maria mencari Yesus yang "kesingsal" di Bait Allah. Itupun Maria mendapat jawaban: "Mengapa Ibu mencari Aku sedangkan Aku berada di rumah BapaKu"

Betapa hebatnya Maria. Dari banyak jarak saja sudah dapat untuk menanda betapa banyak hal harus diuruslakukan oleh Maria. Dari banyak peristiwa kemudian dicatat bahwa "..lalu Maria menyimpan semua itu di dalam hatinya"

Ini belum bercerita tentang konflik dalam diri Yusup. Harus menerimajalani relasinya dengan Maria. Harus juga ikut ke sana-sini. Harus ikut mengurus ini-itu. Ikut jalan tiga hari bolak-balik mencari Yesus. Mereka juga bekerja untuk nafkah keluarga. Yusup dikatakan berprofesi sebagai tukang kayu.

Ah, hidup ini memang sibuk. Elizabeth sibuk. Maria sibuk sekali. Yusup tidak kalah sibuknya. Semua bergulat dengan persoalan masing-masing. Mungkin Yusup juga harus membeli keledai tunggangan. 

Maka, Santo Yusup memang sangat layak diteladani sebagai Sang Penjaga. Yang melakukan apa yang harus dilakukan. Menjalani yang harus dijalani. Meski sempat juga terpikir untuk tidak melanjutkan relasi dengan Maria. 

Sebelum lalu diperingatkan lewat mimpi. Mimpi yang tetap misterius sampai hari ini. Untuk apa dan mengapa itu terjadi. Sampai Sigmund Freud juga penasaran sedemikian rupa.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun