Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sisi Politis Peristiwa Natal

27 Desember 2020   16:54 Diperbarui: 28 Desember 2020   16:42 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bagian paling kecil,  keluarga adalah pondasi dari adab berbangsa. Yosep dan Maria yang menerima mandat menjagabesarkan Yesus dengan tekun menjalani keseharian. Peristiwa-peristiwa yang dicatat memberikan banyak peneguhan bagaimana hidup keseharian perlu dijalani dengan penuh pengharapan dimana keluarga sebagai tempat persemaian nilai-nilai pengembangan pribadi.

Berikut beberapa hal yang dapat dicatat tentang Maria, ibunda Yesus:

Pertama adalah ketulusan Maria. Menerimapahami semua proses, meski diyakini Maria adalah (hanya) rakyat kebanyakan. Kalimat: "Terjadilah padaku seturut kehendakMu" adalah mantra yang luar biasa. Meletakpasrahkan sebagaimana adanya.

Kedua adalah penerimaan Maria. Ia menerima semua proses dan pengalaman yang terjadi. Ada yang dapat diterimapahami, ada yang tidak dimengerti. Maria tidak nyinyir pada diri sendiri. Bagaimana caranya? "Lalu Maria menyimpan semua itu di dalam hatinya."

Ketiga adalah kegembiraan Maria. Kegembiraan yang dibagiteruskan kepada Elizabeth membuat bayi Yohanes Pembaptis melonjak girang di dalam perutnya: "Lihatlah Ibu Tuhanku datang mengunjungi aku"

Keempat adalah kesabaran Maria. Setelah beberapa hari berjalan dalam letih dan khawatir karena kehilangan, lalu mendapat jawaban dari Yesus yang sedang mengajar di Bait Allah: "Mengapa ibu mencari Aku, sedang Aku ada di rumah bapaKu?"

Kelima adalah kepercayaan Maria kepada Yesus. "Mengapa Ibu memintaKu sedang saatKu belum tiba?" Toh setelah berkata begitu Yesus menuruti dengan merubah air menjadi anggur: mujizat pertama dari Yesus di desa Kana.

Keenam adalah keberanian Maria. Melakujalani semua pengalaman dengan penuh pengharapan, meski dalam ketidakmengertian. Kelak, Yesus sendiri yang menyatakan kebundaan Maria atas Gereja: "Inilah ibumu!" Kalimat yang disuarakan dalam serak sambil menanggung dera rasa sakit tergantung di kayu salib dengan tangan dan kaki dipaku.

Ketujuh, ketabahan Maria. Ia salah satu yang mengikuti Yesus di jalan salib dengan setia. Melihatsaksikan anaknya disesah, didera dan dilukai. Luka dengan cambuk dihitung ada lebih dari 5.000. Menunggu puncak penderitaan anaknya di kaki salib. Melihat buah hatinya menghadapi maut. Lalu moment pendek yang akan selalu menghabiskan emosi: memangku jasad anak yang demikian dikasihi! Michael Angelo lalu merupagambarkan dalam patung Pieta yang legendaris itu. 

Seperti Yesus yang tidak mati (pada ajaran lain dinyatakan dengan "diganti dengan orang lain", tetapi itu semakna dengan pengakuan akan ketidakmatian Yesus), Maria diyakini diangkat ke surga dengan mulia. Maka Maria adalah tidak saja harapan tetapi juga kesaksian. Tidak saja keteladanan tetapi juga keajaiban.

Politis Kepemimpinan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun