Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sisi Politis Peristiwa Natal

27 Desember 2020   16:54 Diperbarui: 28 Desember 2020   16:42 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maria Menerima Kabar Gembira. Sa'pak Bayo Bayo 1

Bila kelahiran Yesus adalah basis awal kitab Perjanjian Baru,  maka Natal sungguh diawali dari dan dalam peristiwa politis.  Bahkan sejarah diawali dari kegiatan politik dengan penyelenggaraan sensus atau penghitungan jumlah penduduk yang diselenggarakan oleh pemerintahan pada saat itu.

Politis Pemerintahan

Dicatat bahwa Kirenius sedang menjadi wali negeri di wilayah Siria ketika sensus dilaksanakan.  Atas perintah Kaisar Agustus. Maria dan Yosep menaiki keledai dari dusun kecil Bethlehem.  Dengan perut besar di minggu terakhir menjelang lahiran.  Bagaimana perjalanan dan proses kelahiran sudah banyak dicatat literatur.  Meski tanggal 25 Desember adalah juga sebuah perdebatan panjang dalam penetapannya dengan banyak argumen atas waktu dan bahkan esensi dari perayaan.

Tetapi salah satu yang tidak didebat para ahli adalah partisipasi Yusup dan Maria sebagai warga negara yang patuh dan berpartisipasi aktif. Secara sadar Yosep dan Maria menempatkan diri dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dalam porsinya sebagai warga negara. Dalam tataran ideal kehidupan bernegara, sumberdaya politis penguasa dicurahkan sebesarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Dan sumberdaya warga negara, pada sisi yang lain, mendukungsukseskan program yang ada.

Dalam tataran ideal kehidupan bernegara, sumberdaya politis penguasa dicurahkan sebesarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Dan sumberdaya warga negara, pada sisi yang lain, mendukungsukseskan program yang ada.

Terkait hal ini kiranya Injil membawa pesan tegas bahwa kemakmuran bersama akan dapat lebih cepat diraih ketika terjadi kolaborasi dalam bentuk partisipasi aktif dan ketulusan dari dan oleh para pihak yang terlibat. Indonesia adalah pelajaran sangat mahal bagaimana perilaku koruptif para pihak yang terkait dan terlibat telah menglemahkan energi kebersamaan untuk lebih cepat mencapai kemakmuran bersama.

Politis Kemanusiawian

Meski oleh kitab-kitab suci dicatat bahwa Yesus adalah nabi dengan kemampuan ilahiah, perdebatan akan kemanusiawian Yesus terus berlanjut. Bahkan hingga saat ini. 

Kelak,  Yesus adalah salah satu inspirasi besar kemanusiaan. Bagaimana Ia mendobrak nilai-nilai kemapanan penguasa lokal. Lebih jauh, Yesus kelak menjadi inspirasi dari ketidakmelekatan dan ketidakterikatan pada hal-hal material yang normalnya menjadi tujuan ekonomis sebagai motif. Seberapa ketidakterikatan Yesus digambarkan sebagai "tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala,  ketika serigala memiliki liang dan burung memiliki sarang".

Yesus dicatat menjalani hidup tidak menikah. Dan sepanjang yang dicatat Ia hanya melakukan pengajaran nilai-nilai luhur kemanusiawian dimana kemudian banyak mujizat menyertai. Merubah air menjadi anggur, menghidupkan orang mati, mentahirkan orang sakit kusta, menyembuhkan orang lumpuh, mencelikkan mata orang buta, melipatgandakan makanan. Dan tentu mujizat kebangkitan dari kematian pada hari ketiga. Yesus tidak dicatat sebagai pemimpin politik sebuah negara dengan memegang tampuk kekuasaan. Yesus menjalani hidup sederhana bersama orang-tuanya dimana Yosep berprofesi sebagai tukang kayu dan Maria sebagai seorang ibu rumah tangga. Mujizat kemudian yang terjadi adalah Gereja yang didirikanNya berkembang hebat hingga saat ini disamping tekanan yang terjadi di banyak tempat.

Politis Relasi Humanisme

Pada bagian paling kecil,  keluarga adalah pondasi dari adab berbangsa. Yosep dan Maria yang menerima mandat menjagabesarkan Yesus dengan tekun menjalani keseharian. Peristiwa-peristiwa yang dicatat memberikan banyak peneguhan bagaimana hidup keseharian perlu dijalani dengan penuh pengharapan dimana keluarga sebagai tempat persemaian nilai-nilai pengembangan pribadi.

Berikut beberapa hal yang dapat dicatat tentang Maria, ibunda Yesus:

Pertama adalah ketulusan Maria. Menerimapahami semua proses, meski diyakini Maria adalah (hanya) rakyat kebanyakan. Kalimat: "Terjadilah padaku seturut kehendakMu" adalah mantra yang luar biasa. Meletakpasrahkan sebagaimana adanya.

Kedua adalah penerimaan Maria. Ia menerima semua proses dan pengalaman yang terjadi. Ada yang dapat diterimapahami, ada yang tidak dimengerti. Maria tidak nyinyir pada diri sendiri. Bagaimana caranya? "Lalu Maria menyimpan semua itu di dalam hatinya."

Ketiga adalah kegembiraan Maria. Kegembiraan yang dibagiteruskan kepada Elizabeth membuat bayi Yohanes Pembaptis melonjak girang di dalam perutnya: "Lihatlah Ibu Tuhanku datang mengunjungi aku"

Keempat adalah kesabaran Maria. Setelah beberapa hari berjalan dalam letih dan khawatir karena kehilangan, lalu mendapat jawaban dari Yesus yang sedang mengajar di Bait Allah: "Mengapa ibu mencari Aku, sedang Aku ada di rumah bapaKu?"

Kelima adalah kepercayaan Maria kepada Yesus. "Mengapa Ibu memintaKu sedang saatKu belum tiba?" Toh setelah berkata begitu Yesus menuruti dengan merubah air menjadi anggur: mujizat pertama dari Yesus di desa Kana.

Keenam adalah keberanian Maria. Melakujalani semua pengalaman dengan penuh pengharapan, meski dalam ketidakmengertian. Kelak, Yesus sendiri yang menyatakan kebundaan Maria atas Gereja: "Inilah ibumu!" Kalimat yang disuarakan dalam serak sambil menanggung dera rasa sakit tergantung di kayu salib dengan tangan dan kaki dipaku.

Ketujuh, ketabahan Maria. Ia salah satu yang mengikuti Yesus di jalan salib dengan setia. Melihatsaksikan anaknya disesah, didera dan dilukai. Luka dengan cambuk dihitung ada lebih dari 5.000. Menunggu puncak penderitaan anaknya di kaki salib. Melihat buah hatinya menghadapi maut. Lalu moment pendek yang akan selalu menghabiskan emosi: memangku jasad anak yang demikian dikasihi! Michael Angelo lalu merupagambarkan dalam patung Pieta yang legendaris itu. 

Seperti Yesus yang tidak mati (pada ajaran lain dinyatakan dengan "diganti dengan orang lain", tetapi itu semakna dengan pengakuan akan ketidakmatian Yesus), Maria diyakini diangkat ke surga dengan mulia. Maka Maria adalah tidak saja harapan tetapi juga kesaksian. Tidak saja keteladanan tetapi juga keajaiban.

Politis Kepemimpinan

Kepemimpinan yang melayani. Sebuah terminologi bagaimana kepemimpinan harus dilakujalani dengan ketulusan untuk pencapaian yang lebih tinggi. Alih-alih kekuasaan dan penguasaan atas orang lain. Kelak, Yesus membawasebarkan semangat pelayanan yang bisa dikatakan tidak popular. Banyak pemimpin saat itu yang harus bekerja keras menolak pola kepemimpinan yang dibawa Yesus. Kepemimpinan yang tidak berorientasi pada kepentingan pribadi tetapi pada kepentingan bersama orang lain. Pola kepemimpinan yang akan terus terasa aktual untuk dimaknai dalam kehidupan bersama.

Yesus dikenal dengan sebutan sebagai Sang Burung Pelican: hidup sekali, memberikan dirinya untuk orang lain, lalu mati.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun