Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paskah, Belajar dari Simon "Batu Karang" Petrus

10 April 2020   13:18 Diperbarui: 10 April 2020   13:27 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: truechristianity.info

Simon Petrus adalah perwakilan sosok yang sangat manusiawi: bersemangat, galau, sangsi, antusias, pingin hal lebih, tidak percaya diri, tetapi selalu "sendika ing dhawuh Dalem". Siap sedia diutus atau menerima perutusan dengan segenap kelebihan dan kelemahan manusiawinya.

Simon Petrus adalah gembala Gereja pertama yang menggantikan Yesus. Ia adalah Paus yang pertama.

Simon awalnya terkejut ketika namanya dipanggil oleh Yesus. Untuk diajak menjadi "penjala manusia". Ia mengakui bukan orang yang layak dan pantas. Juga tidak pandai. Tetapi ia bergegas dan bersedia. Bersemangat.

Ketika ada badai besar saat menangkap ikan dan Yesus tertidur ia takut luar biasa. Yesus kemudian memerintahkan badai untuk berhenti. Petrus juga seringkali galau.

Ketika Yesus berjalan di atas air, Petrus demikian takjub. Tetapi hatinya penuh keraguan ketika diminta Yesus untuk berjalan di atas air. Petrus lalu tenggelam dan dibantu Yesus supaya tidak tenggelam. Petrus juga seringkali sangsi.

Saat diajak ke gunung dan ada penampakan, Petrus sangat antusias: Guru, keparenga kawula damel kemah tiga! Begitu kalau dalam Bahasa Jawa ia meminta. Dalam ketidaktahuannya ia demikian antusias.

Ketika diminta supaya kakinya dicuci Sang Guru, ia protes: Guru, sekalian lah biar mandi aku! Begitu kira-kira kalau ia meminta dalam aksen Batak Toba. Ia ingin tidak hanya dicuci kakinya. Ia juga ingin lebih.

"Bukankah kamu murid orang itu?" tanya orang-orang.

"Bukan, bukan. Aku tidak mengenalNya," lalu ayam berkokok pada kali yang ketiga. Petrus berlari. Menangis. Sedih dan menyesal. Meski sudah diperingatkan bahwa sebelum ayam berkokok ia akan sudah menyangkal Yesus tiga kali. Simon Petrus juga kadang tidak percaya diri.

Bersama Yudas Iskariot, Simon Petrus dicatat tidak setia kepada Yesus pada situasi sulit. Yudas menghianati, Petrus menyangkal. Dalam ritual, kedua hal itu selalu "diulangingatkan".
Pada setiap Jumat Agung, Simon Petrus juga "diungkit-ungkit" ketidaksetiaannya kepada Yesus. Seperti seolah Simon Petrus tidak ada jasanya kepada Yesus. Padahal dialah yang paling emosional melawan dalam penangkapan Yesus: telinga seorang prajurit Romawi dipotongnya! Sebelum lalu ditempelsembuhkan oleh Yesus.

"Yang menggunakan pedang akan binasa oleh Pedang," demikian lalu Yesus mewanti. Mungkin Yesus sedang berbicara tentang "senjata makan tuan". Semua akan kembali kepada kita pada waktunya. Karma?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun