Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Siang Tanpa Kopi

5 Maret 2020   12:48 Diperbarui: 5 Maret 2020   12:52 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa ombak, laut bukanlah laut
Tanpa tikungan dan tanjakan, jalan bukanlah jalan
Tanpa pertumbuhan, pohon bukanlah pohon

"Aku pernah menduga, berjalan bersama teman searah perjalanan membuat tujuan akan menjadi terasa lebih dekat," katamu ketika hujan seperti dituang dari langit malam

Hujan deras membuat dini hari tadi menjadi semakin sepi
Hawa dingin masuk melalui celah-celah jendela
Suara riuh air hujan bahkan hanya membuat dini semakin bertambah senyap

"Toh, tidak juga itu terjadi," suara gelakmu menghangatkan pagi

Waktu yang banyak dilalui mengajarkan untuk tidak mudah terkejut
Sore yang banyak dilewati membawahadirkan keberanian untuk menunggu sampai saatnya tiba

"Sudahlah, lebih baik kita bergegas," katamu pada akhirnya

Aku suka mendengar sedikit keluhmu, yang hanya dalam sejurus waktu
Secepat tangan mengusap air mata
Sesegera anjak meneruskan langkah

Akhirnya, kita hanya belajar untuk tidak terkejut dengan diri sendiri
Ketika diri tidak sepandai yang pernah diduga
Dan tidak sebodoh yang pernah dikuatirkan

"Biar aku menebak," tukasmu di jelang tengah hari

"Kita hanyalah pejalan di hamparan pasir. Dengan jejak bukan milik kita ketika tempat-tempat sulit sudah terlampaui," gelakmu ikut menjauh, seperti pada saat misa belum dimulai. Dulu

| Semanggi | 5 Maret 2020 | 12.28 |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun