Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dahan Kamboja Tanpa Daun

25 Agustus 2018   11:40 Diperbarui: 25 Agustus 2018   12:12 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

*Catatan untuk Na (264)

Dalam sepotong pendek waktu di bawah kipas yang enggan berputar

Lupa kusampaikan tentang purnama dan dahan kamboja tanpa daun

Di dekat angin yang meniup dari makam raja-raja di ketinggian bukit

Purnama melintasi dahan kamboja tanpa daun

Setelah menggoyang pohon-pohon padi yang diam menunduk

Takzim membesarkan bulir

Daun menghirup udara

Akar menyesap air

Menopang batang yang tak henti menata harapan

Di dekat dahan kamboja tanpa daun itu

Bulan menjatuhkan sinar di atas batu-batu

Semoga ada lusa, ketika bulan juga menjatuhkan sepotong sinar yang menerpa wajahmu

Saat angin malam menggerailambaikan rambutmu

Seperti sepotong waktu di bawah kipas yang enggan berputar

Mestinya tidak akan ada banyak hal yang dapat dinantikan

Tapi begitulah ia menjadi berharga

Seperti pada suamu

| Rumah Budaya Tembi | 24 Agustus 2018 | 21.02 |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun