Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kereta Api Kelas Ekonomi: Potret Suram Menjadi Rakyat Jelata

6 Oktober 2016   11:42 Diperbarui: 6 Oktober 2016   21:00 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila lelah dan kantuk menyerang, mamasukkan badan dan kepala ke kolong kursi dapat menjadi pilihan. Tentu dengan mengabaikan kenyamanan.

Bersyukur masa kegelapan itu dapat berlalu. Sudah berganti dengan pola layanan yang jauh lebih baik.

Kalaupun yang ada yang masih perlu diharapkan untuk segera berubah adalah standar tempat duduk kelas ekonomi yang masih seperti kursi di ruang  makan. Dengan bangku untuk tiga orang dan dua orang dan berhadapan, nyaris tidak ada ruang memadai. Belum lagi dengkul yang harus saling-beradu. Bila menempuh perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta dengan waktu tempuh delapan setengah jam, kemiringan tempat duduk yang hanya memungkinkan untuk duduk dengan punggung tegak tak pelak adalah perjuangan tersendiri. Dapat dikatakan masih tidak manusiawi.

Akuntabilitas Manajemen dan Perlunya SDM yang Handal

Perilaku tidak produktif organisasi di manajemen kereta api yang pada waktu itu sudah membudaya berhasil dirubah oleh Ignatius Jonan menjadi  tatakelola dan layanan yang penuh dengan nilai (value) positif.

Ini adalah pekerjaan besar dan serius yang hanya berhasil dilakukan oleh para manajer handal. Mengubah paradigma dan merombak tatanilai sehingga membuahkan layanan dengan kualitas prima.

Di banyak institusi negara, reformasi masih tidak dapat menampakkan hasilnya secara signifikan. Bidang pendidikan adalah salah satunya. Guyuran kesejahteraan melalui banyak insentif dan pola sertifikasi masih tidak sebanding dengan banyaknya kasus kontraproduktif di dunia pendidikan.

Bocornya soal ujian, sebagai contoh kasus, yang terjadi di saat kesejahteraan sudah dinikmati membuktikan bukan persoalan kurangnya kesejahteraan, tetapi lebih pada gagalnya (sebagian) pelaku di dunia pendidikan menerapkan nilai yang bermakna bagi perkembangan baik dunia pendidikan.

Pengembangan Kereta Api dan Investasi Publik

Pernah mendapat sharing pengalaman bahwa di beberapa negara yang sudah lebih berhasil menerapkan good corporate governance, pengembangan fasilitas publik seperti perkereta-apian dapat juga dengan mengumpulkan dana publik. Dengan sosialisasi rencana pengembangan yang baik dan tatakelola yang akuntabel, masyarakat luas dapat turut-serta membeli kepesertaan dalam bentuk saham yang terjangkau.

Pada saatnya, ada penghasilan yang dapat dipetik masyarakat dari pengembangan usaha yang menghasilkan keuntungan. Ini kabarnya juga dapat menjadi salah satu penghasilan di masa tidak produktif nantinya sehingga beban negara terhadap usia non-produktif dapat berkurang dan sebagian diambil-alih oleh tatakelola yang baik dari instansi-instansi profit center negara yang secara profesional dikelola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun