Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dari Ruang Kelas Tanpa Pintu dan Jendela

17 Juli 2016   13:30 Diperbarui: 27 Juli 2016   08:33 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena keterbatasan ruang, kabarnya masyarakat di negeri Belanda sangat optimal dalam memanfaatkan ruang. Saking demen-nya mereka dalam memanfaatkan ruang yang terbatas, kemudian berkembang isitilah spatial-neurotic.

Bila dalam permainan sepakbola, lapangan dimanfaatkan secara maksimal sedemikian rupa sehingga ketika lawan menguasai maka lapangan terkesan sempit, sementara bila tim sedang menguasai bola maka lapangan terasa sangat lebar karena setiap bagian dieksplorasi.

Di Yogyakarta ada SMA Kolese De Britto dimana ruang kelas yang dipakai didesain tanpa pintu dan jendela sehingga cukup nyaman untuk belajar. Kalau tidak keliru bangunan sekolah ini masih merupakan peninggalan Belanda. Ruang kelas mendapat penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.

Desain yang sangat cocok dengan iklim tropis sehingga belajar dapat dilakukan dengan lebih nyaman. Mungkin ini salah satu implementasi dari spatial-neurotic sehingga desain sungguh sangat diselaraskan dengan kondisi alam. Semoga bangunan tersebut akan terus dipertahankan.

Sehebat apapun sistem pendidikan, pada akhirnya hanya bermanfaat bila dalam kehidupan nyata setelah meninggalkan bangku sekolah maka anak berhasil mengembangkan hidupnya.

Mengembangkan hidup sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Sesuai dengan kondisi riil alam tempat tinggalnya. Pengetahuan yang dimiliki membumi. Karena kecerdasan intelektual saja yang dimiliki tidak akan cukup. Karena pada saat yang sama, anak perlu memiliki kesadaran pada hati nuraninya yang benar dan berbela rasa kepada sesamanya disamping memiliki kemampuan intektualitas yang baik.

Sayangnya, tidak ada sistem pendidikan yang bersifat instan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun