Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dari Ruang Kelas Tanpa Pintu dan Jendela

17 Juli 2016   13:30 Diperbarui: 27 Juli 2016   08:33 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekedar menyebut salah satu contoh, Nilai Ebtanas Murni (NEM) yang sampai saat ini masih dipakai. Dengan perolehan NEM dengan jumlah tertentu kemudian anak dapat masuk ke sekolah tertentu. Dengan NEM yang tinggi anak kemudian dapat masuk ke sekolah  yang biasanya berlabel ‘favorit’ yaitu sekolah yang hanya mensyaratkan NEM yang tinggi. Faktor nilai (score) menjadi satu-satunya tolok ukur. 

Sementara faktor nilai (value) kepribadian hanya sedikit mendapat perhatian.  Sejauh bersih pemakaian narkotika dan zat aditif lain yang dibuktikan melalui tes lobaratorium sudah dianggap cukup. Tidak heran banyak sekali kasus manipulatif yang dilakukan untuk hanya medapatkan score NEM yang tinggi. Definisi ‘nilai’ dalam istilah NEM sendiri merupakan hal yang perlu dikritisi karena ia hanya mewakili score dan bukan value.

Tidak ada lagi proses wawancara untuk menggali kepribadian anak untuk menyelaraskan tujuan pribadi dan sekolah, misalnya. Padahal selarasnya pribadi anak didik dengan sistem pendidikan yang diselenggarakan di sekolah dengan dukungan keluarga adalah salah satu kunci keberhasilan bila tujuan pendidikan adalah pengembangan pribadi yang lebih utuh. Dimana score adalah bagian dari value dan bukan sebaliknya.

Peran Penting Pamong

Sistem Pamong dalam mendampingi perkembangan pribadi anak didik menjadi suatu yang krusial. Ada sekolah yang menempatkan pamong sebagai satu bagian yang penting. Ia melebihi dari sistem hanya Bimbingan dan Konseling (BK). Pamong memberikan pendampingan yang lebih luas. Kepamongan terdiri dari banyak unsur.

Ini adalah salah satu contoh yang dikembangkan pada suatu sekolah. Dimana kepamongan terdiri dari sub-pamong, wali kelas, campus-ministry, bimbingan dan konseling, anggota presidium dan ekstra-kurikuler.

Mengambil salah satu poin saja, ekstra-kurikuler menjadi bagian yang sangat penting dari sistem pendampingan karena disana dikembangkan minat siswa. Class-meeting yang biasanya diselenggarakan setelah ujian-ujian, seringkali dianggap tidak terlalu penting karena ‘hanya’ pertandingan oleh-raga.

Orang tua yang dari luar kota, misalnya, untuk mendapatkan tiket yang lebih murah seringkali mengorbankan sistem pendampingan melalui class-meeting dengan meninggalkan sekolah lebih awal karena sudah mendapat tiket untuk pulang kampung dengan harga murah.

Kesepahaman antara sekolah dan keluarga sejak awal dalam berkomunikasi-menyepakati sistem pendampingan bagi pengembangan anak sangat penting.

Sekolah perlu mampu menyajikan jejak-tahapan sistem pendidikan secara jelas dapat dipahami keluarga. Keluarga perlu menyediakan diri menjadi pendamping sesuai kebutuhan anak. Dengan demikian secara bersama, secara sinergis, sekolah dan keluarga sungguh mendampingi perkembangan pribadi anak. Idealnya anak kemudian menjadi the whole person, head and heart, intelect and feeling.

Spatial-Neurotic

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun