Mohon tunggu...
Diar Ronayu
Diar Ronayu Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger dan Youtuber

Video creator di Channel YouTube Mama Unakira, sesekali menulis di unakira.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Menatap Masa Depan Konsep Pertanian Modern di Indonesia

22 Mei 2019   16:24 Diperbarui: 22 Mei 2019   16:57 3494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan - jalan ke museum pertanian/dok.pribadi

Selanjutnya, petani kita juga dapat memanfaatkan aplikasi - aplikasi yang telah dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) untuk mempermudah kinerja mereka.

Seperti aplikasi KATAM TERPADU (Kalender Tanam Terpadu) yang memudahkan petani agar bisa menanam tepat waktu, tepat varietas, dan tepat pupuk. Atau TANAM (Teknologi Pertanian Modern), aplikasi yang berisi informasi sentra produksi, kesesuaian lahan, varietas, dan sarana produksi pertanian untuk petani dari hulu ke hilir.

Aplikasi yang dikembangkan Balitbangtan untuk petani/dok.pribadi
Aplikasi yang dikembangkan Balitbangtan untuk petani/dok.pribadi
Capaian menarik lainnya adalah pengembangan sumber energi terbarukan BioDiesel 100 yang sudah diuji coba dengan hasil luarbiasa. Karena tidak hanya lebih hemat dan memiliki jarak tempuh lebih jauh dari solar, namun juga 100% berasal dari sawit.
Biodiesel 100 untuk Indonesia/dok.pribadi
Biodiesel 100 untuk Indonesia/dok.pribadi
Smart Farming 4.0 dan Pertanian Terintegrasi
Momen bangkitnya pertanian modern Indonesia di era revolusi industri 4.0, ditandai dengan digagasnya Smart Farming 4.0. Pertanian modern berbasis precision farming atau pertanian yang terukur, tertakar dan akurat. 

Dimana pengolahannya dibantu otomatisasi dan robot, serta sistem informasi manajeman untuk mengelola berbagai kebutuhan informasi yang terintegrasi dalam 1 aplikasi. Hal yang merupakan ciri khas dari revolusi industri 4.0.

Tujuannya adalah mempersiapkan petani Indonesia agar dapat berdaya saing di era revolusi industri 4.0. Sekaligus memaksimalkan potensi pertanian suatu daerah agar tercapai ketahanan pangan, dan mendorong ekspor hasil tani di daerah tersebut.

Smart Farming 4.0 saat ini sudah dipercontohkan di beberapa daerah seperti Situbondo dan Serpong. Dengan target terdekatnya adalah pembangunan kawasan pertanian modern di 36 hektare lahan di Indonesia.

Gagasan lain yang menarik adalah konsep pertanian terintegrasi berbasis teknologi ramah lingkungan yang menggabungkan semua komponen pertanian dalam satu sistem usaha budidaya.

Untuk diketahui, komponen pertanian itu tidak hanya budidaya tanaman saja, budidaya ternak juga termasuk di dalamnya.

Peternakan modern/dok.pribadi
Peternakan modern/dok.pribadi
Pertanian terintegrasi ini orientasinya adalah usaha pertanian tanpa limbah yang menghasilkan food, feed, fertilizer, and fuel. Gambarannya, limbah tanaman bisa diolah menjadi pakan ternak. Sedangkan limbah ternak bisa diolah menjadi pupuk, biourine atau biogas untuk bahan bakar. Sehingga tak ada limbah yang terbuang.

Tantangan konsep pertanian modern di Indonesia
Melihat capaian capaian inovasi dan teknologi konsep pertanian masa depan pada kunjungan saya ke Museum Pertanian beberapa waktu yang lalu, membuat hati ini optimis akan #pertanianIndonesiamaju. Ternyata Indonesia tidak sedang memimpikan konsep pertanian modern. Kita sudah memulainya. Meski tentunya banyak pula tantangan yang harus dihadapi dalam implementasinya, antara lain :

1. Biaya
Biaya adalah kendala terbesar dalam penerapan teknologi, tidak hanya bagi para petani tapi juga bagi pemerintah itu sendiri. Bagi para petani, regulasi pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini. Bisa dengan kemudahan pembiayaan, atau bantuan Alsintan dari pemerintah yang selama ini memang sudah dilakukan. Regulasi juga harus tepat sasaran. Terutama bagi para petani - petani traditional bermodal kecil agar mereka bisa cepat tersentuh teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun