Kepercayaan zodiak dikalangan anak muda sangat sering terjadi melalui media sosial. Pada saat ini banyak sekali platform seperti Tiktok, Instagram, dan Youtube yang berisikan konten mengenai ramalan zodiak harian, bahkan seringkali dikaitkan dengan prediksi-prediksi mengenai hubungan asmara serta nasib. Banyaknya konten semacam itu sangat menarik perhatian generasi muda. Meskipun hal tersebut dianggap sebagai sebuah hiburan semata, kepercayaan seseorang dengan zodiak menjadi dampak yang serius terhadap akidah islam, karena dengan munculnya rasa keyakinan dan kepercayaan pada zodiak, hal itu secara tidak langsung mengarahkan seseorang untuk percaya kepada selain Allah. Dalam ajaran Islam, segala bentuk keyakinan yang tidak mengaitkan Allah termasuk kedalam perbuatan Syirik kepada Allah SWT.
Apa yang dimaksud dengan Zodiak?
Zodiak merupakan sebuah sistem dalam astrologi yang digunakan untuk menggambarkan posisi benda-benda langit, seperti bintang dan planet, yang kemudian diasosiasikan dengan peristiwa-peristiwa yang dipercaya mempengaruhi kehidupan manusia. Dalam tradisi astrologi Barat, zodiak terdiri dari 12 tanda yang masing-masing mewakili periode waktu tertentu dalam setahun. Setiap tanda zodiak dianggap memiliki ciri-ciri khas yang dapat memengaruhi karakter dan takdir seseorang, tergantung pada posisi benda langit saat seseorang lahir. Secara historis, konsep zodiak berasal dari peradaban Babilonia dan Yunani kuno, yang kemudian berkembang menjadi sistem astrologi yang diterima oleh berbagai budaya di seluruh dunia. Zodiak sering digunakan untuk tujuan-tujuan seperti meramalkan masa depan, mencari pasangan hidup, dan menganalisis kepribadian serta sifat seseorang.
Syirik itu apa?
      Syirik dalam Islam merujuk pada tindakan atau keyakinan yang menyamakan Allah dengan makhluk atau kekuatan lain dalam hal pengaturan alam semesta atau kehidupan seseorang. Syirik dianggap sebagai dosa yang paling besar dalam Islam dan sangat dilarang. Syirik dibagi menjadi dua jenis utama:
1. Â Â Â Â Syirik Akbar (Syirik Besar):
Jenis syirik ini dapat menyebabkan seseorang keluar dari agama Islam. Syirik akbar terjadi apabila seseorang meyakini bahwa ada kekuatan selain Allah yang dapat menentukan takdir atau kehidupan, seperti menyembah selain Allah atau percaya bahwa makhluk lain memiliki kekuatan yang setara dengan-Nya. Contohnya ketika seseorang mempercayai zodiac memiliki kekuatan besar dalam memengaruhi hidup mereka.
2. Â Â Â Â Syirik Ashgar (Syirik Kecil):
Syirik kecil tidak menyebabkan seseorang keluar dari Islam, namun tetap dianggap sebagai pelanggaran serius. Syirik kecil melibatkan tindakan atau keyakinan yang menunjukkan ketergantungan pada selain Allah, meskipun seseorang masih mengakui keesaan Allah. Salah satu contoh syirik kecil adalah apabila seseorang hanya menganggap zodiak sebatas hiburan namun tetap mengakui bahwa Allah yang menentukan takdir.
Al-Qur'an dan hadis dengan jelas melarang syirik dan menekankan bahwa hanya Allah yang berhak mengatur takdir dan kehidupan makhluk-Nya. Seperti dalam Surah Al-Baqarah (2:22), Allah berfirman: "Dia yang menjadikan bumi sebagai tempat tinggal bagi kalian dan langit sebagai atap, serta menurunkan hujan dari langit untuk menghasilkan buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian, maka janganlah kalian mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang kalian ketahui."
Mengaitkan Syirik dengan Zodiak dalam islam
Kaitan antara syirik dan kepercayaan terhadap zodiak muncul ketika seseorang meyakini bahwa posisi bintang dan planet dapat mempengaruhi nasib, takdir, atau kejadian dalam hidup mereka. Kepercayaan seperti ini bertentangan dengan ajaran tauhid dalam Islam, yang menegaskan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan penuh dalam menentukan takdir setiap makhluk-Nya.
Jika seseorang mempercayai bahwa pergerakan atau posisi benda langit saat kelahirannya dapat memengaruhi sifat, jodoh, rezeki, atau peristiwa penting lainnya dalam hidup, maka hal tersebut bisa digolongkan sebagai syirik. Kepercayaan ini bisa termasuk dalam syirik akbar (besar) jika zodiak dianggap sebagai penentu takdir yang lebih berpengaruh daripada kehendak Allah. Bahkan jika zodiak hanya dilihat sebagai hiburan, kepercayaan tersebut masih berisiko menjauhkan seseorang dari pemahaman tauhid dan dapat menjadi syirik ashgar (kecil).
Dampak Kepercayaan Zodiak terhadap Akidah dalam Islam:
1. Â Â Â Â Mengurangi Keyakinan terhadap Takdir Allah
Kepercayaan terhadap zodiak bisa menyebabkan seseorang lebih mempercayai ramalan yang didasarkan pada posisi bintang, yang akhirnya dapat mengurangi keyakinan mereka terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah. Orang yang terlalu percaya pada ramalan zodiak seringkali lebih mengandalkan faktor luar daripada menerima ketetapan Allah.
2. Â Â Â Â Memicu Pandangan Fatalistik
Kepercayaan terhadap zodiak sering kali memunculkan pandangan bahwa hidup seseorang sudah ditentukan berdasarkan posisi benda langit pada saat kelahirannya. Pandangan ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menegaskan bahwa takdir berada di tangan Allah dan bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk berusaha dan berdoa untuk masa depannya.
3. Â Â Â Â Potensi Menyebabkan Syirik
Jika kepercayaan terhadap zodiak terus berkembang, orang bisa mulai bergantung pada ramalan zodiak untuk mengarahkan keputusan hidup mereka, yang akhirnya berisiko menyebabkan syirik. Ini merupakan bentuk penyekutuan terhadap Allah, di mana seseorang menganggap kekuatan zodiak dapat menentukan takdir mereka.
4. Â Â Â Â Mengurangi Fokus pada Doa dan Usaha
Kepercayaan terhadap zodiak dapat mengalihkan perhatian seseorang dari pentingnya doa dan usaha dalam meraih tujuan hidup, karena mereka lebih fokus pada ramalan atau prediksi yang berdasarkan posisi bintang. Akibatnya, seseorang bisa merasa bahwa hidup mereka lebih dipengaruhi oleh posisi benda langit daripada oleh upaya dan doa kepada Allah.
Pandangan Ulama mengenai Zodiak
Salah satu ulama kontemporer yang mengulas masalah kepercayaan terhadap zodiak adalah Dr. Yusuf al-Qaradawi. Dalam karya tulisnya "The Lawful and the Prohibited in Islam", ia menegaskan bahwa mempercayai ramalan yang berkaitan dengan zodiak adalah bentuk penyimpangan dari prinsip-prinsip Islam. Dr. al-Qaradawi mengingatkan bahwa peramalan yang mengklaim dapat menentukan takdir atau nasib, seperti yang didasarkan pada posisi bintang, hukumnya haram dalam Islam. Hal ini disebabkan oleh ajaran Islam yang menegaskan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak dalam menentukan takdir dan nasib setiap makhluk-Nya, tanpa ada yang bisa menggantikan-Nya. Dr. al-Qaradawi menyatakan bahwa jika seseorang meyakini bahwa zodiak dapat mempengaruhi kehidupan mereka, maka hal itu bisa dianggap sebagai syirik, meskipun dilihat sekadar sebagai hiburan. Hal ini karena mereka secara tidak langsung mengalihkan kepercayaan dari Allah kepada sesuatu yang dianggap memiliki pengaruh terhadap takdir hidup mereka.
Kesimpulan
Sebagai umat Islam, kita harus selalu mengingat bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan untuk menentukan takdir hidup kita. Percaya pada zodiak, meskipun sering dianggap hanya sebagai hiburan atau ramalan, dapat membuat kita terjerumus pada kesalahan dalam akidah, bahkan berpotensi menjadi syirik. Ketika kita mulai mempercayai bahwa nasib atau takdir kita ditentukan oleh posisi bintang atau planet, kita sebenarnya telah mengalihkan kepercayaan dari Allah kepada sesuatu yang lain.
Karena itu, sangat penting untuk menjaga keyakinan kita dan tidak terjebak dalam kepercayaan yang bisa merusak iman, meskipun terlihat tidak berbahaya. Kita harus selalu mengingat bahwa hanya Allah yang mengatur segala hal dalam hidup kita. Mari kita hindari segala bentuk kepercayaan yang bisa membawa kita kepada syirik dan selalu berdoa serta berusaha dengan penuh keyakinan kepada-Nya.
Daftar Pustaka:
Bukhari, S. (2016). The Impact of Astrology on Modern Beliefs: A Religious
         Perspective. Journal of Islamic Studies, 24(2), 121-135.
Al-Utsaimin, Muhammad bin Saleh. (2002). Tafseer al-Qur'an and the Belief in
        Tawheed. Riyadh: Dar al-'Ashimah.
Al-Fauzan, S. (2012). Al-Tawhid wa al-Shirk: The Concepts of Monotheism and
        Polytheism in Islam. Riyadh: Dar Al-Manar.
Al-Jabari, M. (2019). Astrology and Its Forbidden Nature in Islam. Islamic LawÂ
        and Jurisprudence Review, 15(3), 84-99.
Qaradawi, Y. (2001). The Lawful and the Prohibited in Islam. American Trust
       Publications.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI