Mohon tunggu...
Dian Yulia Kartikasari
Dian Yulia Kartikasari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penikmat alam, kuliner dan menyukai dunia tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Valentinsiana] Petapa Cahaya Senja

15 Februari 2014   19:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam lamunan kududuk sendiri
Menanti sinar mentari pagi
Memberi jawaban pasti
Akan arti cinta sejati
Cinta yang diridhoi Ilahi

Cahaya senja bukan hanya sebuah pijakan
namun dia seberkas harapan menggapai masa depan
Cahaya senja setia menjadi teman sejati
Meski ilalang senantiasa riang menertawai
Tapi kala niat hati tertanam dan terpatri
Lebih baik sendiri daripada menambah dosa investasi
Sebab tulus ini, hanya untuk siapa yang kunikahi

Pada sang surya kubertanya
Kemana ia bawa Fajar berkelana?
Kenapa si Petapa tak kunjung tiba?
Hingga pelaminanku diisi orang berbeda
Sungguh... Aku terluka
Dalam sebuah penantian sia-sia

Pada cahaya senja kuberkata
Tentang dirimu yang tak bersama
Entah apa yang di lihat dan kurasa
Sejak dulu hingga kini aku berkhayal saja
berharap menatap senja bersamamu yang kucinta
di antara ilalang yang menenggelamkan tubuh kecil kita
Ah... itu benar khanyalan belaka
Hingga kini itu tak berwujud nyata

Fajar dan Senja...
Ternyata kita dua hal yang berbeda
Disatukan surya
Dipisahkan oleh cahaya
Namun keindahan kita sama
Biarlah cinta kita bercerita
Dalam sebuah legenda
Sama tapi tidak bersama

Cahaya senja memberitahuku dengan siapa kau bersanding disana
Meski berat namun aku harus terima berlapang dada
Berharap kau menemukan bahagia dimatanya
sama seperti senja yang kutatap penuh rona

Sekarang biarlah aku dalam kesendirian
menjadi petapa menikmati cahaya senja menyambut bulan
suatu saat aku akan menelusuri padang pasir berhamparan
mengintai setiap sudut dan waktu berjalan
melukis jejak langkah yang tak tertahan
mencari penggantimu yang lebih menawan

Kutatap mega mengangkasa
Berharap petapaku baik-baik saja
Tetap perkasa
Mencari arti kehidupan dan cinta
Dalam kelananya

Wahai Senja di hati..
Pergilah kau, pergi
Aku ingin secepatnya hari berganti
kidung cahaya senja yang baru ‘kan menghampiri
memberi isyarat padaku, bahwa kau telah kurestui
Bersanding bersama si dia yang orangtuamu puja puji

Duhai Fajar di pagi hari
Dengarkanlah suara hati ini
Jika esok hari kita tidak bertemu lagi
Mungkin di kehidupan nanti
Kita bisa bersama memintal janji


_________

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun