[caption id="attachment_322717" align="alignnone" width="630" caption="(Senja di Tanah Lot, Oktober 2013 menatap ombak. dok.pri)"][/caption]
No. 2 Dian Yulia + Lipul El Pupaka
PETAPA CAHAYA SENJA
Pada cahaya senja kutertahan,
menyambut sebuah asa keharibaan,
akan datang ketenangan dan berjuta keindahan angan.
Semoga itu bukan hanya dalam impian,
tapi sebuah angan kenyataan.
Padamu sang Fajar harapan
Tempat dimana kupintal benang-benang impian
Dan ratusan doa-doa kupanjatkan
Agar tak sia-sia kutunggu dalam penantian
Menatap nirwana dalam lambaian
cahaya senja sentuh jiwa perlahan
puji syukur atas karunia kulantunkan
atas apa-apa yang tlah Tuhan berikan
Tak pernah kumenyesalkan
Atas arti sebuah pertemuan
Dimana Fajar dan Senja bisa berjalan
Bergandengan, bersamaan
Aku masih disini Abang,
Menunggu sang Petapa kembali ke kampung halaman
Cahaya senja mengiringiku berjalan
dalam gelora menapaki jejak kehidupan
Menemani langkahku menuju sebuah harapan
Kemana perginya dirimu?
tak kunjung jua kudapat kabarmu
Kini aku dilamar oleh pria berjas biru
Emak bapakku sangat setuju.
Tidak dengan,
Aku masih menunggu
Setia mencintaimu
Wahai Petapaku,
Datanglah.....
Jangan biarkan hatiku gelisah
Sungguh hanya denganmu aku ingin menikah
Cahaya senja mengawali hari dan dunia kehidupan
Seakan bertanya atas waktu yang telah kugunakan
Seolah mengintai atas apa yang kulakukan
Ia mengingatiku tentang arti dalam menghargai apa yang kupentaskan
Dalam lamunan kududuk sendiri
Menanti sinar mentari pagi
Memberi jawaban pasti
Akan arti cinta sejati
Cinta yang diridhoi Ilahi
Cahaya senja bukan hanya sebuah pijakan
namun dia seberkas harapan menggapai masa depan
Cahaya senja setia menjadi teman sejati
Meski ilalang senantiasa riang menertawai
Tapi kala niat hati tertanam dan terpatri
Lebih baik sendiri daripada menambah dosa investasi
Sebab tulus ini, hanya untuk siapa yang kunikahi
Pada sang surya kubertanya
Kemana ia bawa Fajar berkelana?
Kenapa si Petapa tak kunjung tiba?
Hingga pelaminanku diisi orang berbeda
Sungguh... Aku terluka
Dalam sebuah penantian sia-sia
Pada cahaya senja kuberkata
Tentang dirimu yang tak bersama
Entah apa yang di lihat dan kurasa
Sejak dulu hingga kini aku berkhayal saja
berharap menatap senja bersamamu yang kucinta
di antara ilalang yang menenggelamkan tubuh kecil kita
Ah... itu benar khanyalan belaka
Hingga kini itu tak berwujud nyata
Fajar dan Senja...
Ternyata kita dua hal yang berbeda
Disatukan surya
Dipisahkan oleh cahaya
Namun keindahan kita sama
Biarlah cinta kita bercerita
Dalam sebuah legenda
Sama tapi tidak bersama
Cahaya senja memberitahuku dengan siapa kau bersanding disana
Meski berat namun aku harus terima berlapang dada
Berharap kau menemukan bahagia dimatanya
sama seperti senja yang kutatap penuh rona
Sekarang biarlah aku dalam kesendirian
menjadi petapa menikmati cahaya senja menyambut bulan
suatu saat aku akan menelusuri padang pasir berhamparan
mengintai setiap sudut dan waktu berjalan
melukis jejak langkah yang tak tertahan
mencari penggantimu yang lebih menawan
Kutatap mega mengangkasa
Berharap petapaku baik-baik saja
Tetap perkasa
Mencari arti kehidupan dan cinta
Dalam kelananya
Wahai Senja di hati..
Pergilah kau, pergi
Aku ingin secepatnya hari berganti
kidung cahaya senja yang baru ‘kan menghampiri
memberi isyarat padaku, bahwa kau telah kurestui
Bersanding bersama si dia yang orangtuamu puja puji
Duhai Fajar di pagi hari
Dengarkanlah suara hati ini
Jika esok hari kita tidak bertemu lagi
Mungkin di kehidupan nanti
Kita bisa bersama memintal janji
_________
Baca Juga : Cinta Suci Dikebiri
==========*^*==========
Ikuti Berbagai Event Fiksiana Community dengan Bergabung Bersama Kami
Grup Facebook | Twitter | Akun Kompasiana[dot]com
Klik Untuk Membaca Karya Perserta Event Fiksi Valentine Day Lainnya di Fiksiana Communty
*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI