Mohon tunggu...
Dian Tri Riska Ekawati
Dian Tri Riska Ekawati Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMK Negeri 1 Bakung Kab. Blitar

Menjadi guru sejak tahun 2015. Penulis mulai menulis setelah mengalami titik terendah dalam hidupnya. Baginya menulis ini menjadi sarana untuk mencurahkan isi hatinya. Di waktu senggang, penulis juga suka menonton film atau traveling.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi (Modul 3.3)

7 September 2024   13:24 Diperbarui: 7 September 2024   13:32 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Pada tahapan pembelajaran ke-6 yaitu tahapan Koneksi antar Materi, saya akan melakukan kilas balik dan mereview kembali modul sebelumnya serta mengaitkan satu sama lain untuk kemudian membuat sebuah sintesa pemahaman.  Berikut beberapa pertanyaan pemandu:

Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah mempelajari materi modul ini tentang pengelolaan program yang berdampak positif pada murid, penulis merasa senang, semangat, dan antusias. Dengan wawasan baru yang diperoleh akhirnya penulis menyadari bahwa sesungguhnya peran guru adalah membimbing dan menuntun murid sesuai dengan kodratnya.

 Hal ini bertujuan agar murid mampu memiliki dan meningkatkan kepemimpinan murid (student agency). Ketika murid memiliki student agency, murid mampu mengatur pembelajaran mereka sendiri, membuat keputusan, menyuarakan pendapat mereka, mengajukan pertanyaan, dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar mereka, dan mengkomunikasikan apa yang mereka pahami kepada orang lain.

Student agency ini dapat terus terbangun dengan memberikan ruang untuk suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid. Murid sebagai mitra guru dalam pembelajaran, mengupayakan lingkungan sekolah yang mendukung pertumbuhan murid yang mampu menjadi pemimpin dalam proses pembelajarannya sendiri, dan menerapkan konsep kepemimpinan murid dalam penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

Intisari yang saya dapatkan dari modul ini adalah tentang kepemimpinan murid. Kepemimpinan murid ini dapat dilihat sebagai kapasitas untuk menetapkan tujuan, melakukan refleksi, dan bertindak secara bertanggung jawab untuk menghasilkan perubahan. Saat murid menjadi pemimpin dan berperan aktif dalam pembelajaran hubungan guru dan murid akan bersifat kemitraan. Sehingga murid akan memahami tujuan pembelajaran, terlibat dalam proses pembelajaran, memiliki rasa ingin tahu, berinisiatif, membuat pilihan tindakan dan memberikan umpan balik. 

Sedangkan guru akan lebih memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan minat murid, secara aktif mendengarkan, menghormati, dan menanggapi ide, pendapat, juga aspirasi murid, mendorong murid untuk mengeksplorasi minat mereka dengan tugas-tugas terbuka, dan mempertimbangkan tingkat scaffolding. Menumbuhkan kepemimpinan murid juga akan menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil pelajar Pancasila.

Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid dengan memperhatikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid. Mempromosikan suara murid bisa dilakukan dengan diskusi, ruang ekspresi kreatif, dan memberi pendapat. Untuk pilihan, murid dapat dilakukan dengan memberi kesempatan pada murid untuk mendemonstrasikan pemahaman tentang apa yang dipelajari, murid memilih sendiri kelompoknya, memberi kesempatan murid untuk mengelola kegiatan, musyawarah untuk mengambil keputusan, menentukan rencana dalam pelaksanaan pembelajaran. 

Sedangkan kepemilikan dapat dilakukan dengan mengajak murid untuk mengatur layout kelas, memajang hasil pekerjaan murid di kelas, merespon dan menindaklanjuti masukan dan umpan balik dari murid, serta memberi kesempatan murid untuk memilih kegiatan yang mereka lakukan.

Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara modul ini dengan modul-modul sebelumnya?

Modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara

Peran pendidik menurut filosofi KHD adalah mampu menuntun murid sesuai dengan kodratnya agar murid mampu mencapai kebahagiaan dan keselamatan sebagai anggota masyarakat. Untuk mencapainya guru bisa melibatkan murid dan mempertimbangan potensi dan keadaan alami murid berkaitan dengan program sekolah yang berdampak pada murid. Modul ini juga membahas bahwa setiap murid adalah individu yang berbeda dan unik, sehingga guru harus mendidik murid sesuai dengan sifat alami mereka.

Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila seorang guru harus memiliki nilai-nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada siswa. Seorang guru harus mampu memimpin pembelajaran dan harus mengelola program sekolah yang berdampak positif pada murid.

Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Guru harus memiliki tujuan yang akan membawa perubahan baik di kelas maupun di sekolah. Untuk mewujudkannya guru bisa menggunakan pendekatan manajemen perubahan IA, (Inkuiri Apresiatif) dengan tahapan BAGJA. Prakarsa perubahan bisa dimulai dengan pengelolaan program yang berdampak pada positif dengan memetakan aset atau sumber daya sekolah dan mengoptimalkan student agency murid.

Modul 1.4. Budaya Positif

Lingkungan yang mendukung perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan dan budaya positif agar murid-murid dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang berdampak pada murid.

Modul 2.1 Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid

Murid adalah individu yang unik dengan karakteristik dan minat yang berbeda. Untuk mengakomodir hal ini, guru dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan pembelajaran yang berpihak pada murid. Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aset atau kekuatan yang dimiliki oleh murid dengan tetap memperhatikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid.

Modul 2.2 Pembelajaran emosional dan sosial

Guru dilatih dan diasah untuk mampu mengembangkan kompetensi sosial pada diri murid. Teknik kesadaran diri (mindfulness) menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada program yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka belajar dan budaya positif di sekolah.

Modul 2.3 Coaching untuk supervisi akademik

Coaching merupakan salah satu teknik bagi pemimpin pembelajaran untuk menuntun dan menggali potensi yang dimiliki oleh murid. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan kepemimpinan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri.

Modul 3.1 Pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin

Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat mengambil keputusan terutama untuk program yang berdampak pada murid secara bijak. Dasar, prinsip, paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan harus konsisten, terutama berkaitan dengan dilema etika atau bujukan moral.

Modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya

Guru sebagai pemimpin pembelajaran dan pengelola program sekolah yang berdampak positif pada murid harus dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non fisik. Pendekatan berbasis aset/kekuatan (asset based thinking) akan lebih dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah/kekurangan (deficit based thinking). Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh sekolah. Dengan berfokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terencana dengan baik.

Modul 3.3 Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid

Sebagai pemimpin, guru harus mengetahui aset yang dimiliki sekolah yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Guru harus memberikan kesempatan untuk mengembangkan kapasitas modal manusia termasuk murid. Dengan begitu akan mampu mengembangkan kepemimpinan murid sehingga murid mampu menjadi pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri.

Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya, jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?

Perspektif penulis mengenai program yang berdampak positif pada murid adalah pentingnya melibatkan kepemimpinan murid (student agency) dengan memberikan ruang dan mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan sehingga bisa terwujud well-being dan budaya positif di sekolah. Aset/modal yang dimiliki sekolah harus dipetakan dan dimaksimalkan untuk merencanakan, melaksanakan, dan merefleksi program yang berdampak positif pada murid. Akhirnya dampak positif pada murid sebagaimana yang diharapkan terpenuhi secara menyeluruh.

Perencanaan program atau kegiatan sekolah seharusnya dilaksanakan secara kolaboratif berdasarkan kebutuhan murid dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Perencanaan program ini bisa dilakukan dengan prakarsa perubahan dengan paradigma inkuiri apresiatif BAGJA. Sedangkan pelaksanaan program dengan memberdayakan murid untuk menjadi pemimpin dalam proses belajarnya sendiri. 

Murid mampu mempromosikan suara, pilihan, kepemilikan sendiri melalui proses yang memerdekakan sehingga murid mampu menjadi agen perubahan dan guru menjadi mitra belajar murid dengan menuntun dan memberikan umpan balik (feedback) atas capaian perkembangan belajar murid. Program/kegiatan yang dilakukan harus dievaluasi secara menyeluruh, sistematis, berkala dan berkelanjutan untuk mengukur seberapa efektif dampak positif yang diharapkan muncul dan telah mampu menumbuhkembangkan kepemimpinan murid (suara, pilihan, kepemilikan). Evaluasi ini diperlukan kolaborasi antara guru dengan murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun