Perspektif penulis mengenai program yang berdampak positif pada murid adalah pentingnya melibatkan kepemimpinan murid (student agency) dengan memberikan ruang dan mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan sehingga bisa terwujud well-being dan budaya positif di sekolah. Aset/modal yang dimiliki sekolah harus dipetakan dan dimaksimalkan untuk merencanakan, melaksanakan, dan merefleksi program yang berdampak positif pada murid. Akhirnya dampak positif pada murid sebagaimana yang diharapkan terpenuhi secara menyeluruh.
Perencanaan program atau kegiatan sekolah seharusnya dilaksanakan secara kolaboratif berdasarkan kebutuhan murid dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Perencanaan program ini bisa dilakukan dengan prakarsa perubahan dengan paradigma inkuiri apresiatif BAGJA. Sedangkan pelaksanaan program dengan memberdayakan murid untuk menjadi pemimpin dalam proses belajarnya sendiri.Â
Murid mampu mempromosikan suara, pilihan, kepemilikan sendiri melalui proses yang memerdekakan sehingga murid mampu menjadi agen perubahan dan guru menjadi mitra belajar murid dengan menuntun dan memberikan umpan balik (feedback) atas capaian perkembangan belajar murid. Program/kegiatan yang dilakukan harus dievaluasi secara menyeluruh, sistematis, berkala dan berkelanjutan untuk mengukur seberapa efektif dampak positif yang diharapkan muncul dan telah mampu menumbuhkembangkan kepemimpinan murid (suara, pilihan, kepemilikan). Evaluasi ini diperlukan kolaborasi antara guru dengan murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H