Mohon tunggu...
Diantikasari Agrianingsih
Diantikasari Agrianingsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Literasi yang membangun adalah literasi yang mampu memotivasi dan mengubah gaya hidup menjadi lebik baik bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah OSIS vs Pembully Sekolah

11 Maret 2024   09:23 Diperbarui: 11 Maret 2024   09:40 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Harga diri aku dimana, Saf, kalo minta maaf sama si Runi?" 

"Betul kata Jesslyn. Malu tahu, masa dia yang salah kita harus minta maaf," Laura menimpal. 

"Kalian minta maaf artinya kalian masih punya hati. Terus bagian salah dimananya? Jelas-jelas ditonton semua orang di kantin, terekam cctv sekolah. Kalian yang malah mulai duluan, ada banyak saksi juga. Mau ngelak?"

"Maksud kamu apa, Saf? Kita masih hormatin kamu ya," sembur Eva. "Karena kamu gak pernah nyari masalah sama kita. Atas sikap kamu ini, kita bisa aja membully kamu melebihi si Runi itu!" 

Diam-diam Safira istighfar dalam hati.  "Jangan karena kalian merasa menang dan berduit, kalian bisa seenaknya nindas orang. Aku saranin, banyak-banyaklah kalian gaul sama semua kalangan. Bukan orang kaya terus. Biar kalian tahu sudut pandang orang sama kalian itu gimana." 

Jesslyn menghembus napas gusar. Pikirannya connect hingga paham maksud Safira itu baik. Tidak ingin ada yang sama-sama dirugikan. Tapi mengapa rasanya berat? Terlebih pada orang yang tidak Jesslyn sukai. 

"Eh, Saf, kamu ngapain?" tanya Laura menarik Jesslyn yang menunduk segera terdongak. 

"Foto kalian buat bukti laporan siswa pelanggar sekolah." 

Jesslyn, Eva, dan Laura menyerngit. Bayangan pajangan mading seketika memenuhi otaknya. Terlebih ada foto mereka bertiga, itu sama saja mempermalukan diri mereka sendiri. Tidak-tidak, Jesslyn tidak bisa membiarkan Safira melakukan itu. 

Kemudian mencoba tetap berani melawan Safira terkenal akan keunggulan dia punya. Jesslyn tidak mau mengalah begitu saja pun berkata meski sedikit gugup. "Ja-jangan kau pikir kita takut sama ancaman kau, Saf!" 

Jangan dikira juga Jesslyn tidak tahu. Bagaimana karakter Safira cukup membuatnya berpikir dua kali jika ingin berurusan dengan wakil ketua osis itu. Meski Jesslyn memiliki kuasa lebih, lantaran betul kata Safira, dia dari kalangan orang berduit itu bisa jadi senjata karena memiliki kekuasaan orang tuanya bisa membuat Safira tunduk dan sedikit membuat trauma atas gertakan orang tuanya lakukan, namun tetap Jesslyn menolak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun