Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Horor

Perkemahan Terakhir

23 Desember 2024   11:35 Diperbarui: 23 Desember 2024   11:35 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto hujan di hutan malam hari (sumber: Milin John/Unsplash) 

"Arin, tolong aku," ucap Axel dengan suara tercekat sesampainya di tenda panitia. Matanya sempat melihat bahwa ternyata sosok hitam itu mengikutinya sampai ke lokasi perkemahan. Axel lalu terkulai lemah tidak sadarkan diri.

Arin dan dua rekannya Bimo dan Randy, segera memindahkan tubuh Axel dan membaringkannya di tenda. Dengan perasaan campur aduk, Arin memohon agar Axel bangun dari pingsannya, "Axel tolong bangunn! Ada apa ini?" tanya Arin berulang kali sambil mengoleskan aroma therapy di area hidung Axel.

Axel siuman. Kekuatan fisiknya masih tersisa, hingga pingsannya tidak terlalu lama. Semua panitia yang ada di tenda utama mengucap rasa syukur bersamaan.

"Coba cerita, Lo ini kenapa, Bro?" tanya Bimo.

"Iya, bikin kita panik aja," timpal Randy.

Axel terdiam seolah mengumpulkan tenaga untuk bercerita. Teman-temannya tidak sabar menantinya bercerita.

Namun kemudian, matanya kembali menangkap sosok hitam menyeramkan itu di hadapannya. secara bersamaan, dari arah tenda peserta terdengar teriakan dan jerit tangis puluhan anggota perkemahan terdengar bersahutan, mengerikan.

"Tolong kembali, jangan ganggu kami!" ucap Axel dengan mengibaskan tangannya dan tampak sangat ketakutan.

"Lo ngomong sama siapa, Xel?" tanya Bimo heran.

Semua orang yang ada di sana saling berpandangan. Arin mengangkat bahu, tidak mengerti apa yang terjadi pada Axel. Tidak lama kemudian, Axel kembali terkulai, kehilangan kesadaran menyisakan tanda tanya besar dalam hati orang-orang yang sedang berada di tenda panitia.

"Aku mohon, jangan sampai ada peserta yang tahu kondisi Axel. Cukup kita saja. Jangan sampai yang lain panik," ucap Arin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun