Walaupun harus pergi dengan banyak orang, kami masih bisa duduk bersama di jok bus bukan? Pasti masih bisa bercerita sepanjang perjalanan.Â
Melihat senyumku yang terkembang, kau pun ikut tersenyum tulus dan berkata, "terima kasih sudah selalu bersabar selama ini."Â
Aku mengulas senyum dan memeluknya lebih erat sebagai ungkapan rasa terima kasih, karena sebagai suami dia pun sudah begitu sabar menghadapi segala kerandoman yang aku lakukan.Â
Waktu berlalu, akhirnya saat yang dinantikan tiba juga. Kami berangkat ke Jogja bersama dengan rombongan keluarga besar karyawan tenpat suamiku bekerja. Masing-masing diperbolehkan membawa pasangan dan keluarga masing-masing. Bersyukur, semuanya begitu ramah dan akrab. Suasana kekeluargaannya sangatlah terasa.
"Kau senang?" tanyamu setelah bus bertolak beberapa KM dari titik keberangkatan.Â
"Tentu saja. Kemanapun tujuannya, bagaimanapun cara sampainya, aku akan selalu menikmati setiap inci perjalanan. Asalkan itu bersamamu," jawabku jujur.Â
Kau tergelak, lalu mencubit pipiku, "ah, bisa aja istriku ini. Insyaallah lain kali kita akan berangkat lagi sama anak-anak ya. Sekarang walaupun sama rombongan, kita nikmati ini sebagai sebuah perjalanan wisata kita berdua," katamu.Â
Aku mengangguk setuju.Â
Selanjutnya, waktu-waktu yang berlalu menjadi waktu yang sangat berkualitas bagi kami. Menjauh dari rumah, meninggalkan segala rutinitas yang cemderung sama setiap harinya sangat membosankan. Sekarang waktunya refresh otak dan kembali memupuk rasa cinta dalam hati kami masing-masing.Â
"Jangan bosan hidup bersamaku ya!" bisikmu saat kita berjalan saling berpegangan tangan mengitari Candi Prambanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H