Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Love

Ke Jogja Bersamamu

28 Oktober 2024   09:17 Diperbarui: 28 Oktober 2024   09:25 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak harapan yang tidak pernah berhenti ku pupuk tentang kebersamaan kita. Salah satunya rencana-rencana traveling yang selalu ada di daftar prioritas kita. Salah satunya pergi ke Jogja bersamamu. 

Aku pernah bilang, walaupun sudah tak lagi muda, pacaran dalam sebuah pernikahan adalah hal yang tidak boleh dilupakan dan sangat penting adanya. Sejalan denganku, kau menyepakati pernyataan itu. Kau bahkan benar-benar memenuhi permintaanku bahwa hari Sabtu adalah hari wajib pacarannya kita. 

Saat kau libur kerja, tetapi anak-anak masih harus masuk sekolah setengah hari, kamu selalu berhasil menyediakan waktu untuk kita bersama hanya berdua tanpa siapa-siapa. Pergi naik motor, kemana saja sesukamu memacu kendaraan kita. Aku memelukmu erat dari belakang, dengan begitu erat. Kita berbincang apapun yang terpikirkan saat itu. 

Apalagi aku. Seorang perempuan yang baru satu tahun memutuskan untuk berhenti bekerja di luar rumah atas persetujuanmu, banyak sekali cerita yang ingin aku bagi denganmu. Selama seminggu hanya diam di rumah untuk menonton TV, menulis, menyiran tanaman, memasak dan lebih sering merindukanmu. Tentu saja aku merasa sedikit jenuh karena tidak puas meluapkan apa yang aku pikirkan dengan cara berbicara. Ada banyak ide yang memenuhi kepala, tetapi aku tidak punya teman untuk bercerita. Hari biasa, tentu kau lelah, aku tidak berani mengganggumu dengan terlalu banyak bahan duskusi. Aku lebih memilih membiarkanmu menikmati sajian makan malam yang ku masak, bersantai dan  istirahat, serta menonton acara TV kesukaanmu di malam hari. 

Sedangkan di hari Sabtu, aku merasa begitu bebas berceloteh apapun. Hebatnya, kamu selalu siap menjadi pendengar dan bahkan menjadi penerjemah isi kepalaku, saat aku merasa sedikit kesulutan menjabarkan semuanya. Seolah memahami apa yang ingin aku bicarakan, kau selalu berhasil melontarkan kalimat sebagai pencingan sampai akhirnya apa yang aku pikirkan tumpah semua. 

"Aku belum memiliki banyak uang untuk pergi jauh membawamu ke tempat-tempat yang kau inginkan. Awal tahun ajaran ini, dua anak kita masuk SMP dan SMA cukup memakan biaya," katamu.

"Tidak apa-apa. Tidak perlu dibahas, jalan-jalan berdua untuk sekadar makan bubur di angkringan, pergi ke tempat yang luas dan hijau, atau hanya muter-muter di sekitaran rumah juga aku tidak masalah. Urusan anak-anak, sudah menjadi kewajiban kita membiayai pendidikan mereka. 

"Tapi dalam waktu dekat ink di tempat kerjaku ada agenda wisata ke Jogja. Kamu tidak keberatan kan kalau misal kita ikut wisatanya bareng dengan rombongan karyawan di tempat kerjaku?" tanyamu dengan sangat hati-hati. 

Mendengar itu, aku melonjak kegirangan.

"Tentu saja aku mau," jawabku dengan perazaan senang.

 Walaupun harus pergi dengan banyak orang, kami masih bisa duduk bersama di jok bus bukan? Pasti masih bisa bercerita sepanjang perjalanan. 

Melihat senyumku yang terkembang, kau pun ikut tersenyum tulus dan berkata, "terima kasih sudah selalu bersabar selama ini." 

Aku mengulas senyum dan memeluknya lebih erat sebagai ungkapan rasa terima kasih, karena sebagai suami dia pun sudah begitu sabar menghadapi segala kerandoman yang aku lakukan. 

Waktu berlalu, akhirnya saat yang dinantikan tiba juga. Kami berangkat ke Jogja bersama dengan rombongan keluarga besar karyawan tenpat suamiku bekerja. Masing-masing diperbolehkan membawa pasangan dan keluarga masing-masing. Bersyukur, semuanya begitu ramah dan akrab. Suasana kekeluargaannya sangatlah terasa.

"Kau senang?" tanyamu setelah bus bertolak beberapa KM dari titik keberangkatan. 

"Tentu saja. Kemanapun tujuannya, bagaimanapun cara sampainya, aku akan selalu menikmati setiap inci perjalanan. Asalkan itu bersamamu," jawabku jujur. 

Kau tergelak, lalu mencubit pipiku, "ah, bisa aja istriku ini. Insyaallah lain kali kita akan berangkat lagi sama anak-anak ya. Sekarang walaupun sama rombongan, kita nikmati ini sebagai sebuah perjalanan wisata kita berdua," katamu. 

Aku mengangguk setuju. 

Selanjutnya, waktu-waktu yang berlalu menjadi waktu yang sangat berkualitas bagi kami. Menjauh dari rumah, meninggalkan segala rutinitas yang cemderung sama setiap harinya sangat membosankan. Sekarang waktunya refresh otak dan kembali memupuk rasa cinta dalam hati kami masing-masing. 

"Jangan bosan hidup bersamaku ya!" bisikmu saat kita berjalan saling berpegangan tangan mengitari Candi Prambanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun