Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Memilih Menjadi Diri Sendiri Biar Gak Lelah Lagi

22 Februari 2024   12:00 Diperbarui: 24 Februari 2024   20:18 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syafril Riza (sumber foto: LinkedIn)

Beliau adalah guru saya yang selalu mengungkapkan rasa senangnya ketika mendapatkan kabar bahawa saya akan kembali menulis setelah lama 'menghilang'. Bahkan pernah satu waktu beliau bilang, "Saya merindukan penulis perempuan hebat yang satu ini untuk kembali menulis."

Saya tahu betul bahwa saya tidak hebat, saya bahkan belum menjadi apapun di bidang kepenulisan. Namun kalimatnya itu membius saya bahwa ini adalah doa, ini adalah motivasi. Suatu saat saya harus membayar semua ucapan itu dengan menjadikan diri saya benar-benr menjadi penulis yang hebat.

J. Haryadi pun adalah orang yang membuat saya tidak takut 'nganggur' alias tidak memiliki status pekerjaan yang tergabung di sebuah lembaga ternama.

Dimana dalam pandangan masyarakat kita bahwa yang namanya bekerja itu pulang dan pergi dengan jdwal tetap lalu duduk di kantor mengerjakan sebuah tugas pekerjaan.

Perjalanan hidup pak Jumari Haryadi telah memberikan bukti, bahwa tidak apa-apa memutuskan untuk menjadi penulis dan meninggalkan pekerjaan tetap atau mengelola bisnis yang dipandang menjanjikan oleh orang lain.

Syafril Riza.

Syafril Riza (sumber foto: LinkedIn)
Syafril Riza (sumber foto: LinkedIn)

Mas Syafril Riza (Passion Enthusiast, Trainer and Lecture) belum pernah bertemu sekalipun secara langsung. Hanya saja pernah satu dua kali saya mengikuti kelas daring dan beliau sebagai pematerinya.

Saya pun salah satu "pemirsa" yang senantiasa menyimak postingan, tulisan, nasihat dan apapun yang memang kebetulan sering lewat di beranda media sosial saya.

Apa yang beliau tulis selalu daging semua dan sebagian besar relate dengan apa yang saya alami. Sering membuat saya merenung, mengangguk setuju bahkan benar-benar merasa termotivasi. Terutama tentang passion. Ya, saya pun ingin sekali hidup dan menjalani semuanya sesuai passion saya. Apapun risikonya.

Sampai pada ahhirnya saya ada di puncak ragu. Melalui pesan singkat, saya meminta pendapat tentang nasib saya di dalam pekerjaan. Mas Syafril memberikan saran untuk melepaskan diri dari apa-apa yang membuat kita merasa berutang budi tanpa mendikte saya harus melakukan apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun