Libur telah tiba. Seluruh pembelajaran semester ganjil telah berakhir sejak beberapa hari lalu. Sebagai pelajar yang selalu disibukkan dengan berbagai aktivitas pembelajaran di sekolah, tentunya libur panjang adalah hal yang sangat dinantikan. Terlebih para pelajar baru saja dihadapkan dengan kegiatan Penilaian Akhir Semester ganjil yang tentunya menguras pikiran dan tenaga mereka karena harus serius belajar dan menghafal mempersiapkan ujian.
Liburan menjadikan tugas orangtua bertambah banyak. Karena sejatinya tugas mendidik, menjaga dan mengawasi anak yang semula terbantu oleh guru di sekolah kini kembali seluruhnya ke pundak kita sebagai orangtua.
Libur sekolah tentunya memberikan pengaruh besar pada perubahan kegiatan harian anak. Jika semula anak memiliki aktivitas yang teratur; bangun pagi, sarapan, pergi dan belajar di sekolah hingga pulang kembali di pertengahan atau bahkan sore hari untuk sekolah fullday, maka pada saat libur sekolah anak memiliki lebih banyak waktu untuk bermain.
Bicara soal aktivitas liburan anak, banyak orangtua yang mungkin merasa tenang dan senang karena dapat membiarkan anak-anaknya menikmati jeda rehat dari sibuknya aktivitas sekolah.
Namun tentunya oranggtua selaiknya tidak terlalu membebaskan anak untuk menikmati masa liburnya tanpa kendali. Justru saat liburan lah tugas orangtua bertambah besar.
Seperti yang kita ketahui, betapa banyak pemberitaan negatif yang berhubungan dengan anak yang membuat kita para orangtua bergidik saat membayangkan bagaimana jika kasus tersebut terjadi pada anak kta sendiri?
Kasus kenakalan dan aktivitas menyimpang yang dilakukan oleh anak, kasus kekerasan dan bullying, penculikan anak, hingga pada kasus rudapaksa pada anak yang kita dengar di berbagai pemberitaan tentunya membuat kita semakin sadar bahwa peran orangtua dangatlah penting untuk menghindarkan semua itu dari anak-anak kita.
Aktivitas libur panjang yang tidak terkonsep dan terkendali dikhawatirkan akan berdampak pada buruknya karakter anak yang telah susah payah dijaga melalui kerja sama orangtua dengan sekolah.
Maka dari itu momen libuaran ini seyogyanya mampu mengembalikan kesadaran bahwa beban utama pendidikan anak sepenuhnya ada di pundak orangtua.
Maka alih-alih bersantai, justru kita para orangtua harus meningkatkan kewaspadaan saat musim liburan. Terlebih hari ini berbarengan dengan momen pergantian tahun, dimana ini sangat berpotensi dimanfaatkan para anak remaja untuk melakukan kegiatan di luar rumah tanpa melibatkan orangtua.
Sebelum anak terjerumus pada pergaulan bebas, kenakalan dan penyimpangan lain, yang dampaknya tentu saja bukan hanya dirasakan oleh anak melainkan pada rusaknya nama baik keluarga, maka orangtua dapat mempraktikan upaya-upaya sebagai berikut:
1. Menerapkan aturan yang jelas di rumah
Aturan yang jelas dan konsisten yang diterapkan di rumah adalah cikal bakal pembentukan karakter anak. Orangtua yang menerapkan aturan yang jelas dan tegas akan membuat anak memiliki 'rem' sendiri dalam perilakunya. Buatlah aturan dari mulai bangun tidur hingga mereka kembali tidur di malam hari.
Aturan untuk menjalankan ibadah tepat waktu, selalu pamit jika hendak bepergian, memberi kabar dimanapun berada, dan mewajibkan pulang lebih awal sebelum petang hari adalah beberapa aturan yang bisa diterapkan untuk membatasi pergaulan anak.
Hal ini tentunya tidak hanya diterapkan pada musim liburan, melainkan disepakati sejak awal, sehingga pola-pola tersebut sudah biasa dilakukan dan dipatuhi anak-anak.
2. Kenali teman-teman anak, jika perlu membangun komunikasi dengan para orangtuanya
Mengenali satu per satu teman main anak diharapkan dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Bersyukurlah jika anak kita bermain dengan anak-anak yang kita kenali sikap dan sifatnya. Apalagi jika mereka tidak sungkan main di rumah dan memanggil kita dengan panggilan akarab dan sopan. Bersyukurlah ketika kita pun dapat berkomunikasi dengan orangtua mereka untuk saling menitipkan dan berbagi pengawasan.
Namun di luar itu, semua orangtua rasanya perlu untuk mengenali siapa-siapa saja yang bermain dan berkomunikasi dengan anak-anak kita lebih dalam lagi agar kita mampu memberikan araham teman mana saja yang memang bagus untuk dijadikan teman dan mana yang harus dihindari anak.
3. Sering mengajak anak diskusi
Memberikan arahan dan membatasi pertemanan anak tentunya tidak mudah. Terlebih anak-anak yang sudah memiliki keinginan dan kesenangannya sendiri. Maka berdiskusi secara terbuka dan menyenangkan, adalah salah satu cara yang tepat untuk menggali informasi lebih banyak dari anak.
Dengan diskusi santai kita akan lebih mudah mengetahui apa yang sedang dirasakan anak, dengan siapa mereka bergaul, bahkan kita memiliki banyak kesempatan untuk memberikan arahan dan asupan positif pada anak.
Orangtua yang terbuka membuat anak lebih nyaman bicara dan nyaman berada di rumah. Buatlah mereka lebih banyak berbicara dengan orangtuanya daripada harus berkeluh kesah kepada orang lain yang belum tentu bertanggung jawab atas keselamatan mereka.
4. Mendukung dan memfasilitasi hoby anak
Anak-anak memerlukan penyaluran energi yang lebih banyak daripada orang dewasa. Mereka butuh bergerak lebih banyak.
Dukung mereka untuk menyalurkan hobynya. Biarkan anak perempuan atau laki-laki menghabiskan energi mereka di tempat olahraga, atau menguras fokusnya pada les musik, menggambar dan atau kegiatan lainnya. Dengan begitu kesempatan untuk bergaul dengan orang yang tidak jelas dapat diminimalisir adanya.
5. Awasi aktivitas anak saat menggunakan gadget
Mungkin sebagian orangtua merasa tenang ketika anak-anaknya berdiam diri di rumah. Namun jangan salah, pengaruh media sosial kini jauh lebih berbahaya. Maka para orangtua bisa memberikan aturan penggunaan gadget dan penerapan internet positif pada anak.
Memperbanyak aktivitas fisik bersama keluarga seperti membersihkan rumah sama-sama, mengajak anak leki-laki mencuci mobi dan membersihkan halaman atau mengajak anak perempuan memasak di dapur adalah salah satu dari banyaknya aktivitas yang bisa mengalihkan fokus anak pada gadget.
6. Berikan pendidikan seks sedini mungkin
Seks education adalah hal yang sangat penting dilakukan dewasa ini. Meskipun menjelaskan seks pada anak-anak dipandang tabu, tetapi ini sangat penting dilakukan. Penyampaiannya bisa dimulai dengan menjelaskan perbedaan gender, tanda-tanda perkembangan dan perubahan organ vital pada mereka, hingga fungsi dan bahaya yang akan terjadi bila mereka tidak berhati-hati dengan anggota tubuh mereka.
Menjadi orangtua adalah belajar sepanjang hayat. Mari memilih untuk terus belajar menjadi orangtua yang baik untuk menyelamatkan keturunan kita dari hal-hal negatif yang membahayakan mereka.
Selamat menjadi orangtua seutuhnya pada saat liburan sekolah. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H