Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mall Tetap Buka, Mengapa Sekolah Masih Tutup?

15 Juli 2020   13:15 Diperbarui: 31 Mei 2021   15:05 2998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TK IT Mutiara Embun Pagi. Dok. pribadi


Mall buka, mengapa sekolah masih ditutup? Banyak yang mengemukakan pertanyaan tersebut. Bahkan tidak jarang yang menyampaikan keluhan serupa di media sosial berupa protes dengan argumen-argumen yang beragam. 

Ungkapan-ungkapan tersebut tentunya bukan tanpa dasar. Kejenuhan anak terlalu lama berada di rumah dan keluhan orang tua yang merasa kesulitan mendidik anak di rumah menjadi alasan paling banyak dikemukakan.

"Anak-anak lebih nurut kepada gurunya daripada kepada orang tuanya," ujar salah seorang ibu muda yang merasa kewalahan membujuk anaknya untuk menyelesaikan tugas belajar di masa pandemi.  

Alasan kesibukan orang tua pun menjadi masalah berikutnya. Di rumah, mereka tidak sepenuhnya bisa mengajar dan mendampingin anak belajar.

Namun bila kembali kita kaji, selayaknya keluhan tersebut tidak perlu muncul. Bukankah anak diamanahkan Tuhan kepada orang tua untuk dijaga sepenuh jiwa, termasuk mendidik dan menjadikannya "manusia"? 

Justru orang tua lah yang selayaknya merasa bersyukur ketika anak-anak tidak harus dilepas ke luar rumah dalam era covid-19 ini. Tugas orang tua lah untuk menjaga dan menyelamatkan anak-anaknya. Jaga mereka tetap aman, di rumah saja.

Baca juga : Maraknya Angka Putus Sekolah Saat Pandemi : Pemerintah Upayakan Subsidi Kuota Belajar

Mengeluh? Boleh... Jenuh? Sama kok, semua orang juga merasakan hal itu. Secara, sudah begitu lama berada di rumah dengan ruang gerak dan lingkungan yang itu-itu saja, pastinya membuat bosan.

Akan tetapi bukankah sejak zaman dahulu kala ada selogan bahwa "rumahku adalah istanaku?" Seharusnya kalimat itu menyadarkan bahwa rumah adalah tempat paling aman untuk kita sekeluarga terutama anak-anak yang masih rentan akan bahaya dari virus corona.
New normal, orang sudah bebas wira-wiri kesana kemari seolah kebal pandemi. 

Bebas liburan, bebas jalan-jalan. Tamasya menjadi ajang balas dendam setelah berbulan lamanya "dikurung" oleh aturan tidak boleh keluar rumah. Stres hilang, jenuh pun musnah sesaat kemudian setelah pergi berekreasi melepas penat bersama orang-orang tercinta.

Namun kenapa, di saat semuanya bebas merdeka, sekolah malah 'dikekang' dengan berbagai aturan dan protocol kesehatan dalam setiap kegiatan. Aturan tertulis yang berupa surat edaran pun bertebaran. 

Baca juga : Efektivitas dan Fungsi Manajemen Sekolah di Masa Pandemi Covid-19

Pengarahan para pengawas pun kerap menjadi momok menakutkan, "jika ketahuan melanggar, maka sekolah terancam diberhentikan operasionalnya," begitu salah satu bunyi arahan yang seolah mengancam keberlangsungan dan keberadaan sekolah.

Akhirnya, para guru pun tidak lagi memiliki pilihan yang bisa diambil selain patuh. Tentunya dengan seabreg dilema yang mengikutinya. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pun dilakukan dengan sedemikian rupa agar anak-anak tetap bisa belajar walau hanya di rumah saja.

Terlepas dari apapun kebijakan pemerintah tentang buka dan tutupnya lembaga tertentu dan tempat-tempat publik, saya memandang bahwa kebijakan pemerintah untuk tidak membuka sekolah di masa pandemi ini sudah sangat tepat.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan. Tempat mendidik dan menempa generasi menjadi pribadi-pribadi yang baik, taat aturan, sadar akan bahaya dan pentingnya keselamatan diri dan orang lain. Sekolah adalah tempat belajar untuk saling menghormati dan banyak lagi hal yang menjadi tugas sekolah bagi kelangsungan negeri.

Baca juga : Apakah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Efektif di Indonesia?

Jadi, jika misal sekolah tetap buka, di manakah fungsi mulia sekolah untuk memberikan kesadaran-kesadaran tersebut? Jika sekolah tetap buka, maka itu berarti sekolah adalah pemeran utama yang menjadikan manusia semua abai pada kepentingan dan keselamatan bersama.

Belum lagi, berjuta anak diramalkan akan meninggal akibat terinfeksi virus. Karena anak-anak, terutama yang masih berada dalam rentang usia anak usia dini, belum spenuhnya sadar akan bahaya. 

Ketika melakukan aktivitas, sudah barang tentu mereka tidak akan bisa mematuhi protocol Kesehatan covid-19. Jangankan patuh, mengerti pun mereka belum sampai ke sana.

So, setelah ini, semoga tidak ada lagi yang berkeluh kesah berlebihan, "kenapa sekolah masih tutup?"

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun