Orang yang memiliki ketrampilan yang mumpuni, akan lebih mampu bertahan hidup, daripada orang-orang yang hanya mengandalkan ijazah sebagai modal mencari penghasilan.Â
3. Sudah punya anak berapa?
Pertanyaan ini pun cukup mengganggu. Apalagi ketika dilontarkan kepada orang yang memang telah lama menikah tetapi belum juga mendapatkan keturunan. Jangan sesekali mengajukan pertanyaan ini kepada mereka. Jika tidak ingin menyinggung perasaannya.Â
4. Kapan Wisuda?Â
Pertanyaan ini akan terasa biasa saja jika dilontarkan kepada mahasiswa yang memang baru semester bawah. Namun jangan salah, ketika pertanyaan ini mendarat di telinga mahasiswa semester akhir yang terus-menerus registrasi, alias hampir jadi mahasiswa abadi, pertanyaan ini cukup membuat jengah.Â
Bagaimana mau wisuda, skripsi saja masih sampai bab niat. Ya memang menyebalkan.Â
Namun apa boleh buat, keterlambatan yang diciptakan oleh diri sendiri, harus diatasi oleh sendiri pula.Â
Siapapun mahasiswa yang mendapatkan pertanian itu, jangan pernah menyalahkan orang lain. Selesaikan kuliahmu secepatnya.
5. Tinggal di kota sudah punya apa?
Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sangat tidak etis. Namun jangan salah, masih ada lho, orang yang melontarkan pertanyaan tersebut. Kebanyakan sih, pertanyaan ini hadir dari orang-orang yang mengukur kesuksesan dari harta. Ketika pulang kampung menggunakan kendaraan pribadi, maka akan lebih dihormati dan dihargai daripada mereka yang pulang kampung menggunakan kendaraan umum.
Kamu yang mungkin nanti mendapatkan pertanyaan itu ketika pulang kampung setelah selesai pandemi, jawab saja, jika kesuksesan tidak melulu diukur dengan banyaknya harta. Melainkan diukur dengan seberapa banyak kebermanfaatan seseorang di hadapan orang lain, dan seberapa salih seorang makhluk di depan khaliqnya. Dijamin deh, jawaban itu akan mematikan mereka dan membungkam mulutnya untuk kembali bertanya.Â