Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gara-Gara Corona

4 April 2020   10:50 Diperbarui: 4 April 2020   11:11 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by You X Ventures on Unsplash

Sebut saja Esih. Perempuan berusia 42 tahun mengajar di sebuah Sekolah Menengah Kecamatan Ciamis. Esih hidup berkecukupan karena sang suami pun bekerja dengan penghasilan yang lumayan, di sebuah lembaga pemerintahan Kabupaten Ciamis.

Esih memiliki penampilan yang lebih nyentrik daripada yang lain di usianya. Kerudung, baju, tas, sepatu, dan aksesoris tambahan seperti bros, jam tangan, kacamata, hingga payung lipat, Esih punya banyak dengan berbagai pilihan warn. Ia bebas memadu padan pakaian ketika pergi bekerja atau hendak kemana saja.

Batik dinas ASN warna biru pun selalu lengkap dengan tas, kerudung, bros, hingga jam tangan. Jangan tanya, ketika di sekolah ada jadwal mengenakan batik seragam sekolah, Esih lah yang paling mencrang dibandingkan guru perempuan lainnya. Guru honor di bawah usia 30-an menjadikan Esih kiblat mode pakaian kerja. Esih tidak pernah ketinggalan zaman.

Ponselnya yang canggih dan selalu terisi quota menjadikan Esih selalu update info terbaru. Semua bahasan yang sedang hits, Esih selalu tahu. Dari mulai update tentang sebaran virus corona, isu politik, hingga gosip selebritis terkini.

Akun Instagram-nya pun selalu update. Esih mengikuti beberapa akun fashion dan kecantikan yang selalu memberikan tutorial praktis. Entah itu cara bermake-up atau pun menggunakan kerudung ala-ala anak muda.

Hal itu yang memudahkan Esih mencari model-model pakaian terbaru. Rekening yang selalu gendut, membuah Esih bebas belanja online. Jika menjahit baju ke tukang jahit langganan untuk seragam, Esih selalu punya model paling oke. Bahkan, tidak jarang model baju yang dipilih Esih menjadi model baju seragam sekolah tertentu gara-gara tukang jahit tidak bisa diajak kompromi.

Padahal, Esih sudah berpesan jika model bajunya itu tidak boleh ada yang sama se Kabupaten Ciamis. Jika misal terlanjur ada, sudah dapat dipastikan, Esih malas mengenakan baju itu kembali, dengan alasan risih, Esih menjadi sama dengan orang lain.

Suaminya yang juga ASN tidak ambil pusing dengan kelakuan Esih yang sering ganti-ganti tas dan belanja sana-sini di akhir pekan. Karena toh, uang yang dimiliki istrinya adalah uangnya sendiri.

Bardun, suami Esih sudah mencukupi kebutuhan rumah dari penghasilannya sebagai ASN dan pendapatan dari laba usaha dagang grosir sembako di Pasar. Jadi, jika Esih belanja pakaian, kerudung dan tas baru ke kota Tasik, Badrun sudah menyerahkan segala urusan kepada perempuannya itu.  Esih pun sangat mencintai suaminya karena tidak pelit dengan uang.

Namun saat musim Corona, ketika semua orang "dirumahkan", ada yang berubah dalam keseharian Esih. Kini Esih tidak lagi bisa pamer tas dan aksesoris baru kepada teman-temannya di tempat kerja. Baju-baju bagusnya tidak lagi bisa dikenakan, hanya tersimpan di lemar. Sehari-hari Esih hanya dasteran di rumah saja.

Esih yang senang pamer dan jalan-jalan, kini berpikir keras, bagaimana caranya bisa tetap bergaya dan diketahui banyak oang walau tetap di rumah saja. Akhirnya ia memutuskan untuk membuat chanel youtube yang diisi dengan video tentang kegiatan hariannya.

Tak lupa ia meminta tolong sang suami untuk mengambilkan video kegiatan Esih di rumah. Dari mulai tutorial make up, cara  memasak, menyiram  dan merawat tanaman. Anggrek-anggrek mahal yang berjejer di taman depan rumah sayang sekali jika tidak dipamerkan.

Pada mulanya, Badrun senang-senang saja ketika Esih meminta tolong merekam aksiya. Namun lama kelamaan ia jenuh juga. Apalagi ketika pengambilan video gagal, ia harus bersedia merekam ulang aksi Esih yang berlagak seperti seorang vlogger di depan kamera.

Hari ke sekian, Badrun mulai bosan. Akhirnya ia membiarkan Esih beraksi sendirian dengan membelikannya dudukan kamera dari toko online. Esih pun sangat senang dan berterima kasih. Badrun tersenyum lega dan kembali asik mojok di ruang kerja bersama laptopnya.

Hari-hari pun menjadi kembali berubah. Esih dan Badrun sibuk masing-masing seperti sedia kala. Berada di rumah tidak lantas menjadi sering bersama, Esih dan Badrun larut dalam kesibukannya sendiri-sendiri.

Suatu hari, ketika Esih akan kembali merekam aksinya, ia baru sadar, jika ponsel pintar miliknya sudah tidak lagi dapat menampung memori karena penuh dengan video yang sayang jika dihapus.

Ketika Badrun tertidur pulas, Esih memberanikan diri menggunakan ponsel milik suaminya. Namun tanpa diduga sebelumnya, ketika Esih beraksi, ponsel Badrun berdering, seorang perempuan menelepon dan mengaku sebagai kekasih Badrun. Esih sangat marah, dan segera membangunkan sang suami.

Karena sudah terbukti bahwa diam-diam dirinya selingkuh dengan perempuan lain, akhirnya Badrun tidak bisa lagi mengelak. Ia pun rela menerima hukuman dari Esih asal istrinya itu memaafkannya.

"Sekaang Akang pegang hapenya, Esih akan buat lagi video!" Dengan nada kesal, Esih meminta Badrun berdiri di depan Esih yang siap beraksi.

Badrun pun patuh. "Siap, Action!" ujarnya.

Tidak lama kemudian, Esih mulai berbicara. Sebuah hal yang sangat mengejuktak Badrun.

"Hai Gaes, kali ini aku akan memberukan pesan kepada kalian semua, terutama para istri di manapun kalian berada. Mumpung sekarang di rumah saja, perbaiki hubungan kalian dengan suami. Jangan lupa sempatkan membuka ponsel suami kalian, karena jangan-jangan sebelum Corona mewabah, suami kita suka keluyuran ke rumah perempuan lain di luar sepengatahuan kita. Ingat, ambil ponsel suami kalian dan periksa baik-baik, chatnya serta riwayat panggilannya. Jika..."

"Cut! Cut! Cut!" Badrun kesal. Bibirnya monyong dua senti.

Video Esih terhenti dan gagal upload ke chanel youtube-nya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun