Aku akhirnya tahu bagaimana isi Gedung Hotel Marina Bay Sands. Terlihat seperti raungan atrium besar yang 3 tiang besarnya digunakan untuk kamar-kamar hotel. Dari lantai 7 gedung Marina Bay Sands, di sinilah spot terbaik untuk melihat tiang-tiang tinggi bangunan Gardens by The Bay. Gardens by The Bay adalah sebuah taman dalam ruangan yang dibagi menjadi 4 bagian, dengan luas wilayah lebih dari 101 hektar.
Dari titik yang sama kita juga dapat melihat Singapore Flyer. Singapore Flyer adalah bianglala raksasa dengan titik tertinggi 165 meter. Singapore Flyer menawarkan pemandangan dari 3 negara sekaligus yaitu Singapura, Malaysia, dan Indonesia.Â
Bianglala ini memiliki 28 kapsul dengan kapasitas 28-30 orang dalam satu kapsul. Untuk berputar satu putaran penuh, Singapura Flyer membutuhkan waktu 37 menit.Â
Sedikit fakta unik, pada awalnya, Singapura Flyer berputar berlawanan arah jarum jam, tetapi atas saran ahli Feng Shui, putaran Singapura Flyer diubah arahnya pada tanggal 4 Agustus 2008.
Besok pagi hari keempat, kami akan pulang ke Indonesia. Meskipun begitu, paginya pun kami masih sempat mencari makanan-makanan di sekitar hotel.Â
Ada makanan khas timur tengah yang kami coba. Bentuknya seperti nasi kebuli dengan daging, aroma dan rasa rempahnya benar-benar terasa dan porsinya juga benar-benar banyak. Sepertinya memang seperti ini penyajian makanan di daerah sini. Setelah selesai makan, kami lalu pergi ke stasiun MRT menuju Bandara Changi.Â
Kami sampai di Bandara dengan masih banyak waktu sisa, dihabiskan dengan mengistirahatkan kaki. Sore hari kami sudah sampai dirumah dengan selamat setelah transit di Bandara Soekarno Hatta.Â
Menurutku, Singapura menjadi negara wajib dikunjungi karena dengan budget rendah pun wisatawan masih bisa mengunjungi atraksi wisata dan suasananya yang berbeda dengan di Indonesia.
Aku juga sangat bersyukur karena Ibuku bukan tipe orang tua yang rewel, beliau benar-benar mau diajak jalan kaki jauh dan lama, mencoba hal-hal ala anak muda yang kusuka, dan mau menghadapi aku yang kadang kesal sendiri ketika kami salah jalur atau salah naik bus. Sejak pulang dari Singapura sepertinya jiwa travelling ibu mulai bangkit.Â
Beliau kembali mengajak jalan-jalan lagi, tapi sayang tahun ini ada pandemi, entah kapan kami akan berlibur lagi. Oh iya! salah satu yang aku juga syukuri adalah kami sudah pulang dan kembali dengan sehat sewaktu dari Singapura.Â